Wakil Ketua I TP PKK Kabupaten Kudus Hj. Mawar Hartopo, paling kiri, bersama tim meninjau posyandu Anggrek Desa Gulang, Kecamatan Mejobo.
KUDUS – Penilaian lomba posyandu tingkat Kabupaten Kudus yang diikuti perwakilan posyandu desa di sembilan kecamatan berlanjut. Di Kecamatan Mejobo diwakili oleh Posyandu Anggrek, Desa Gulang. Wakil Ketua I TP PKK Kabupaten Kudus Hj. Mawar Hartopo beserta tim penilai meninjau administrasi posyandu dan kegiatan lapangan pada Posyandu Anggrek, Kamis (5/9).
Kepala Desa Gulang Mila Susanti mengatakan, pemerintah desa tiap tahunnya menyediakan anggaran untuk Posyandu Anggrek sebagai PMT (Pemberian Makanan Tambahan) bagi balita. Anggaran tersebut diambil dari bantuan gubernur pada APBDes atas petunjuk dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Kudus.
“Pertama kami ingin melaporkan bahwa inilah kondisi riil Posyandu Anggrek. Dari pemdes setiap tahunnya menganggarkan untuk PMT dari APBDes dari bantuan gubernur yang selama ini kita ambil dari sana atas petunjuk dari PMD,” ujarnya.
Mila juga menyampaikan apresiasi kepada 40 kader posyandu di desanya. Menurutnya, selama ini kader posyandu memegang peranan penting bagi masyarakat, khususnya kepada ibu hamil dan balita. Meskipun begitu, pihaknya tetap berharap bimbingan dan arahan dari TP PKK Kabupaten Kudus.
“Terima kasih kader posyandu beserta bidan desa karena telah berperan luar biasa, semoga kekompakan ini bisa terus berlanjut di tahun-tahun selanjutnya. Kami mohon bimbingan, arahan dan bantuan dari pemkab agar kader-kader posyandu menjadi lebih baik dan lebih maju lagi,” ucapnya.

Mawar Hartopo mengajak kader posyandu untuk mendorong ibu-ibu desa agar dapat merencanakan kehamilan. Bagi ibu-ibu yang sedang dalam masa kehamilan, diharapakan untuk melakukan pemeriksaan secara berkala di bidan desa.
“Untuk posyandu khususnya, ibu-ibu yang sedang merencanakan kehamilan atau mengandung alangkah baiknya ada rencana untuk pemeriksaan berkala di posyandu. Karena HPL (Hari Perkiraan Hamil) itu amat sangat penting,” ujarnya.
Langkah tersebut merupakan upaya dalam menurunkan stunting di Kabupaten Kudus yang berada pada angka 21,21 persen. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan tinggi badan dan perkembangan otak pada anak.
“Data stunting di Kabupaten Kudus berada pada 21,21%, itu amat tinggi. Karena itu, kader posyandu terus memonitor ibu-ibu hamil di Desa Gulang, itu yang paling penting,” tuturnya.(adv/lut)