SEMARANG – Ribuan warga tumpah ruah menghadiri Upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang, di Kawasan Tugu Muda, Senin (14/10) malam. Di antara masyarakat yang menyaksikan, barisan depan didominasi oleh anak-anak sekolah yang ingin menyaksikan dari dekat prosesi upacara.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi bertindak sebagai inspektur upacara menyampaikan pesan kepada generasi penerus, khususnya anak muda untuk melanjutkan perjuangan para pejuang. Hendi, sapaan akrab Wali Kota Semarang mengatakan kemerdekaan bukan akhir perjuangan, melainkan titik awal perjuangan.
“Pertempuran Lima Hari di Semarang merupakan bentuk semangat juang pengorbanan untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah diraih. Saat itu, di Kota Semarang, tentara Jepang masih berkeinginan menguasai ibu pertiwi,” kata Hendi.
Hendi menjelaskan, lebih dari 2.000 pejuang gugur membela tanah air. Sebelum upacara peringatan, pihaknya telah berziarah ke Gubernur Jawa Tengah pertama setelah kemerdekaan, yaitu Gubernur Wongsonegoro.
Dia berpesan kepada generasi penerus agar saat ini berjuang sesuai dengan bidang yang digeluti. Hal itu dilakukan agar membawa bangsa lebih maju dan memberi peran positif pada dunia.
“Perjuangan saat ini bisa diisi dengan mencari solusi atas masalah yang dihadapi masyarakat saat ini, seperti kemiskinan, banjir, rob dan mensejahterakan bangsa Indonesia,” katanya.
Setelah upacara selesai, kemudian ditampilkan teaterikal Pertempuran Lima Hari di Semarang. Anak-anak yang ingin menonton merangsek mendekati lokasi pertunjukan. Dalam pertunjukan tersebut dikisahkan masyarakat Semarang yang bergembira setelah merayakan kemerdekaan kemudian bersitegang dengan tentara Jepang.
Kerusuhan diperparah oleh kabar gugurnya dokter Kariadi oleh tentara Jepang yang kemudian menyulut amarah pemuda Semarang. Ketegangan berlangsung selama lima hari dan akhirnya banyak nyawa yang melayang di lokasi pertemuan (sekarang Tugu Muda). Setelah pertunjukan teaterikal selesai, tepuk tangan dari penonton terdengar riuh kemudian diikuti dengan pesta kembang api sebagai penutup peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang.(git/lut)