Juarai Gala Siswa Indonesia, bakal Bertanding ke Jepang
KUDUS – Tim Sepakbola SMPN 3 Kudus berhasil menjuarai kompetisi Gala Siswa Indonesia yang digelar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI). Atas prestasi itu, tim pelajar asal Kota Kretek berhak untuk mendapat pelatihan sepakbola di Jepang.
Melalui kompetisi itu, Kemendikbud RI dicari bibit muda pesepakbola hingga pelosok Nusantara. Kompetisi dibagi empat fase, yakni tingkat Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Nasional. Sebanyak 2.511 tim harus bersaing untuk menjadi juara.
Banyaknya peserta, tak menyurutkan asa tim SMP 3 Kudus besutan Cucun Sulistyo. Pertandingan demi pertandingan dilalui dengan daya juang tinggi. Hingga akhirnya tim SMPN 3 Kudus berhasil menjadi juara tingkat Kabupaten dan tingkat Provinsi serta berhak mewakili Provinsi Jawa Tengah.
Di tingkat Nasional, serentetan hasil manis dicapai. Mereka akhirnya sukses mengandaskan Provinsi Bali 1-0 saat laga Final Gala Siswa Indonesia di Stadion Soemantri Brojonegoro, Jakarta, Oktober 2019 lalu.
Atas kesuksesan tersebut, Plt. Bupati Kudus Hartopo terpana melihat perjuangan pelajar tim SMP 3 Kudus. Terlebih, tim SMP 3 Kudus berhak untuk mencicipi pelatihan sepak bola di Sakura, Jepang. Mereka akan berlatih dan melakukan pertandingan melawan beberapa klub Jepang dalam waktu dekat. Hartopo pun tak sungkan untuk memuji kerja keras anak asuhan Cucun Sulistyo.
“Perjuangan anak-anak ini adalah buah dari kerja keras yakni latihan sepak bola. Tentu kepanasan sudah menjadi makanan sehari-hari. Maka, perlu disyukuri bisa juara dan akan bisa main di Jepang,” ungkapnya saat acara santap siang di Pendapa Kabupaten Kudus, Selasa (14/1) siang.
Sebagai alumni SMP 3 Kudus, Hartopo juga mengapresiasi dukungan guru dan pihak sekolah. Tak lupa dukungan orang tua pelajar juga paling vital. Tanpa adanya dukungan orang tua, cita dan angan anak tak akan terwujud. Ibarat kata, ujung sehelai rambut pun akan dijual untuk kesuksesan anak.
“Dukungan orang tua ini vital. Anak-anak ini tidak akan pernah bisa juara tanpa dukungan orang tua. Ibarat kata, jual sehelai rambut pun dilakukan demi sang anak,” tutupnya.(ila/lut)