Pemprov Jateng Tunggu Alokasi Rapid Test Covid-19 dari Pemerintah Pusat

Gubernur Ganjar Pranowo bersama Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen saat video conference dengan seluruh kepala dinas dan direktur rumah samit di Jateng di Posko Terpadu Pencegahan dan Penanganan Pandemi Covid-19 Senin (23/3).(DIMAS ELSHIHAB/LINGKAR JATENG)

SEMARANG– Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) masih menunggu alokasi rapid test untuk melakukan screening awal inveksi virus corona (covid-19) dari pemerintah pusat.

Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen saat video conference dengan seluruh kepala dinas dan direktur rumah samit di Jateng di Posko Terpadu Pencegahan dan Penanganan Pandemi Covid-19 Senin (23/3).

Wagub yang akrab disapa Gus Yasin meminta agar dinas kesehatan dan rumah sakit yang menangani penderita covid-19 menghitung perkiraan kebutuhan alat rapid test.

“Kita akan infokan kepada seluruh kabupaten kota tentang rapid test. Kita saat ini juga masih menunggu berapa alokasi alat tes tersebut untuk Jateng,” katanya.

Menurut wagub, saat ini paling banyak ditangani oleh rumah sakit masih berstatus orang dalam pengawasan (ODP). Setelah rapid test dilaksanakan, diperkirakan jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) dan terkonfirmasi positif meningkat.

Untuk itu, ia meminta dinas kesehatan dan rumah sakit rujukan pasien corona menghitung kemampuan, mulai dari SDM hingga sarana prasaran lainnya. Sehingga bisa maksimal dalam membeikan pelayanan dan rasa aman kepada tenaga medis.

“Saya berharap tidak terjadi kenaikan signifikan. Semoga kita sehat semua. Tapi kita harus punya pemikiran dan persiapan jika terjadi hal yang terburuk,” ungkapnya.

Mantan anggota DPRD Jateng itu juga mengingatkan agar pihak rumah sakit dan dinas kesehatan gencar melakukan sosialisasi tentang pencegahan covid-19, terutama soal social distancing. Dia tidak ingin ada orang berstatus PDP seperti di Surakarta masih membantu memasak untuk hajatan di Surakata terjadi lagi.

“Banyak informasi yang masuk ke saya, katanya sudah mengisolasi diri tapi tetangganya malah asyik berkumpul bahkan hingga menghadiri hajatan. Tolong ini bisa masif disosialisasikan,” imbaunya. (dim/lut)