PEMALANG, Joglojateng.com – Mangga Istana menjadi salah satu buah khas asal Kabupaten Pemalang selain nanas madu yang sudah terkenal ke berbagai daerah di Tanah Air. Berbeda dengan mangga pada umumnya, buah ini dikenal manis dan tidak berserat bahkan tidak mengenal musim panen.
Petani sekaligus pengrajin mangga istana, Nur Ali (48) mengatakan, mangga istana mulai dikenal oleh masyarakat luas pada sekitar tahun 2016. Kemudian, saat diadakan festival mangga pertama yang di adakan di Pemalang.
“Nama Mangga istana sebetulnya hanya branding, tapi yang benar-benar menjadi pembeda adalah buah yang tidak berserat dan cara makannya yang unik,” katanya Senin (27/6).
Ia menjelaskan, cara memakan buah mangga istana yakni dengan cara memotong melingkar di tengah buah, kemudian di putar padi ujung buah sehingga buah akan terbuka. Karena tidak memiliki serat, maka proses itu akan mudah dilakukan.
“Saya mulai budidaya sekitar tahun 2008 silam, termasuk dengan mengembangkan sistem off season, dimana mangga tak mengenal musim panen,” lanjutnya.
Semenjak adanya pandemi ia mengaku merasa pemasarannya mulai menurun akibat lesunya pasar. Selain itu, beberapa pedagang pasar yang ingin dapat barang terkadang memaksa petani segera memanen buah meskipun kematangan baru 80 persen, akibatnya, rasa dan kualitas berkurang jauh.
Mangga istana yang seharusnya berkualitas dengan dilakukan sortir baik dari kematangan, bentuk, ukuran akhirnya menjadi jarang ditemukan di pasaran. Ia berharap, buah ini menjadi salah satu brand Pemalang bisa di fasilitasi pemerintah daerah (Pemda).
“Minimal Pemda menyediakan packaging khusus lah untuk mangga istana sebagai identitas, kaya di Pasuruan itu kan sudah, kalau Pemalang belum,” harapnya.(cr1/akh)