Figur  

Tak Lelah Beri Edukasi soal Vaksin

Sayekti Anjar Ani. (DOK. PRIBADI / JOGLO JATENG)

MINIMNYA pengetahuan tentang vaksin Covid-19 membuat masih banyak orang yang takut untuk melakukan vaksinasi. Hal tersebut di ungkapkan oleh Sayekti Anjar Ani (22), salah satu relawan vaksinasi di Pusat Vaksin Gedung Sebaguna Pemalang. Karena itu, dirinya terus melakukan edukasi soal vaksinasi kepada masyarakat.

Dara asal Kota Nanas Madu yang biasa disapa Sayekti ini mengatakan, minat baca masyarakat menjadi salah satu faktor yang membuat mereka tidak paham tentang vaksin. Padahal manfaat vaksin sangatlah baik untuk tubuh manusia.

Menurutnya, ketika vaksin masuk ke tubuh, ia langsung bekerja untuk mengenalkan antivirus tubuh dengan Covid-19, yang nantinya akan menjadi memori pengingat ketika virus tersebut masuk. Sehingga tubuh terbentengi dengan sistem imun yang terbentuk.

“Vaksin ini tidak berbahaya, hanya saja ketika masuk tubuh perlu waktu untuk mengenalnya. Jadi ketika ada efek samping ringan itu sebenarnya hal normal karena proses pengenalan memerlukan waktu,” ujarnya, belum lama ini.

Sebagai relawan, dirinya merasa tak lelah terus mengedukasi masyarakat terutama lansia dengan penyakit komorbid (penyakit penyerta) agar mau untuk melakukan vaksinasi. Sebab saat ini sudah banyak varian vaksin yang bisa digunakan untuk mereka, tentunya dengan dosis atau takaran yang sudah disesuaikan.

Sayekti mengibaratkan alas kaki sebagai vaksin. Untuk mereka yang sudah vaksin seperti memakai sepatu, sedangkan yang belum vaksin memakai sandal. Sandal dan sepatu sama sama melindungi kaki tetapi untuk daya pelindungnya lebih kuat menggunakan sepatu walaupun tidak menutup kemungkinan bisa melindungi kaki dari tancapan benda tajam.

“Mungkin masyarakat pernah menjumpai tetangga atau kerabatnya yang sudah vaksin tetap terkena Covid-19 dan beranggapan untuk apa vaksin kalau sama saja masih terkena penyakit tersebut. Menurut saya maindset seperti itu perlu diluruskan kembali bahwa vaksinasi covid-19 untuk meningkatkan daya tahan tubuh kita terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus corona. Bukan anti virus tersebut,” tuturnya. (fan/gih)