Kudus  

Antusias Pelajar Ikuti Seleksi FTBI

TAMPIL: Nampak salah satu peserta FTBI menampilkan bakatnya dalam pidato bahasa Jawa di PBG Kudus, Kamis (27/10/2022). (SHELA MEYLANI/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Ratusan pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kudus terlihat antusias mengikuti seleksi Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) jenjang SMP tingkat kabupaten. Hal ini nampak dari para peserta yang kali ini jumlahnya lebih banyak dibandingkan tahun lalu.

Ketua MGMP Bahasa Jawa SMP Kudus Eko Purnomo menjelaskan, Balai Bahasa bersama dengan MGMP Bahasa Jawa menggelar FTBI. Lomba tersebut nantinya akan berjenjang. Juara satu putra dan putri dari masing-masing cabang lomba akan menjadi perwakilan menuju FTBI tingkat Provinsi.

“FTBI tingkat Provinsi nantinya akan dilaksanakan pada Jumat (11/11) hingga Minggu (13/11) mendatang. Bertempat di Griya Persada Semarang,” ungkapnya.

Festival tersebut diikuti sebanyak 158 peserta dari seluruh SMP di Kudus, baik Negeri maupun Swasta. 158 peserta tersebut terbagi kedalam empat cabang lomba. Yakni 37 peserta di cabang lomba menulis geguritan, 42 peserta di cabang lomba pidato, 39 peserta di cabang lomba membaca aksara Jawa, dan 40 peserta di cabang lomba macapat.

“158 peserta tersebut berasal dari 33 SMP di Kudus, baik Negeri maupun Swasta. Mereka terbagi kedalam empat cabang lomba,” terangnya.

Ia berharap, kedepannya festival semacam ini akan terus diselenggarakan. Sehingga wadah untuk unjuk dan kembangkan bakat pelajar terpenuhi.

“Semoga kedepannya festival ini terus ada. Dan cabang lombanya bisa lebih beragam, sehingga lebih eksis dan bakat pelajar dapat lebih dikembangkan,” ujarnya.

Kasi Kurikulum Dikdas Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kudus Afri Shofianingrum menjelaskan, pelaksanaan festival tersebut ditujukan untuk nguri-uri atau melestarikan bahasa Jawa. Harapannya, dengan adanya festival tersebut, para pelajar yang mana menjadi generasi penerus bangsa dapat melestarikan bahasa Jawa.

“Kami harap penerus bangsa bisa melestarikan bahasa dan budaya Jawa, jangan sampai kedepannya bisa punah. Saat ini anak-anak mulai terbiasa dengan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, tapi jangan sampai melupakan bahasa ibu,” paparnya. (cr1/fat)