Gelar Wayang Kulit, Pemkab Pemalang Harap Budaya Tradisional Kembali Bangkit

BANGGA: Mansur Hidayat Bupati Pemalang saat berswafoto dengan salah satu dalang cilik yang akan menampilkan kesenian wayang di Pagelaran Wayang Kulit Hari Wayang Nasional, belum lama ini. (DOK. PRIBADI/JOGLO JATENG)

PEMALANG, Joglo Jateng – Walaupun telah terlewati cukup lama, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pemalang tetap menyelenggarakan Pementasan Dalang Cilik dalam dangka Hari Wayang Nasional di Gedung Serbaguna Pemalang, akhir pekan lalu. Dari pagelaran ini, Pemkab berharap, masyarakat khususnya anak muda bisa mengenal dan membangkitkan kembali eksistensi budaya tradisional, terutama wayang di Pemalang.

Bupati Pemalang Mansur Hidayat menjelaskan, wayang sebagai salah satu budaya khas masyarakat, terutama Jawa harus terus dilestarikan. Sehingga ditetapkan oleh pemerintah pada 7 November sebagai Hari Wayang Nasional, dan Pemkab Pemalang menggelar Pagelaran Dalang Cilik untuk memeriahkannya.

“Walaupun telah berlalu, tetapi semangat untuk menguri-uri budaya nasional bangsa, dalam hal ini wayang kulit dan wayang golek menjadi warisan dunia tak benda. Dua dalang cilik ini bisa jadi contoh hebat para generasi muda untuk terus melestarikan budaya bangsa agar tak luntur hingga di masa yang akan datang,” ucapnya.

Untuk dua dalang cilik yang tampil yaitu Krisna Agung Binatara dari SDN 01 Banyumudal menampilkan lakon Anoman dan Bima Sena dari SMPN 2 Comal menampilkan lakon Sang Bima. Mereka tampak sangat terampil memainkan wayang dan membuat takjub Mansur serta penonton lainnya.

Sementara itu, Plt Disdikbud Pemalang Supa’at menuturkan, pertunjukan wayang kulit merupakan penggabungan dari sastra, seni karawitan, dan seni rupa. Dengan membawakan cerita Ramayana atau Mahabharata, di mana dalam lakon menceritakan banyak mengajarkan budi pekerti luhur, saling mencintai, dan menghormati.

“Mudah-mudahan ini bisa jadi kabar baik, karena dalang cilik akan menjadi regenerasi dalang-dalang sepuh (tua). Selain itu, kesenian wayang dapat mengambil segala pelajaran dalam tokoh pewayangan dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” tuturnya. (fan/abd)