SEMARANG, Joglo Jateng – Badan Pusat Statistika (BPS) Kota Semarang mengakui perempuan lebih cepat menikah dibandingkan dengan laki-laki. Hal itu berdasarkan data Susenas tentang status perkawinan di Kota Semarang pada tahun 2023 lalu, yang menunjukkan bahwa kelompok usia laki-laki 20 sampai 29 tahun sebanyak 22,7 persen berstatus kawin. Sedangkan untuk perempuan usia 20 hingga 29 tahun sebanyak 34,8 persen.
Statistisi Muda BPS Kota Semarang, Retno Dian Ika Wati mengukapkan, menurut persentase angka belum kawin, laki-laki di usia 20-29 tahun sebanyak 76,9 persen dan usia 30-39 tahun hanya 18 persen. Kemudian, untuk perempuan di usia 20-29 tahun sebanyak 63,1 persen, dan usia 30-39 tahun mencapai 8,2 persen.
“Kalau dilihat dari kelompok umurnya untuk status laki-laki dia lebih banyak (belum kawin, Red.) dan persentase lebih tinggi dibanding perempuan di setiap kelompok. Karena laki-laki cenderung suka menunda untuk menikah,” ucapnya saat dikonfirmasi Joglo Jateng, Kamis (14/3/24).
Di sisi lain, berdasarkan status cerai hidup dan cerai mati, lanjut Retno, perempuan justru lebih tinggi dari laki-laki yakni sekitar 3,4 persen. Lalu, laki-laki hanya 1,6 persen.
“Artinya kemungkinan ketika laki-laki cerai hidup atau cerai mati karena pasangannya meninggal dia akan menikah lagi. Sedangkan perempuan setelah cerai hidup atau mati lebih bertahan untuk memilih single,” paparnya.
Menurutnya, persentase angka perkawinan saat ini ada hubungannya dengan kerentanan usia hidup perempuan yang cenderung lebih tinggi daripada laki-laki. Seperti contohnya, janda yang berumur lansia kemungkinan ia statusnya cerai mati.
“Sehingga ia menambah angka disini (rentan usia hidup perempuan, Red.),” katanya. (int/adf)