Pati  

7.408 Anak di Pati Putus Sekolah

RAPAT: PJ Bupati Pati Henggar Budi Anggoro saat menghadiri acara fasilitasi advokasi penanganan ATS di Ruang Joyokusumo, Pendopo Pati, belum lama ini. (HUMAS/JOGLO JATENG)

PATI, Joglo Jateng – Sebanyak 7.408 anak di Kabupaten Pati putus sekolah atau ATS. Data tersebut berdasarkan yang ada Cabang Dinas Pendidikan Wilayah III Provinsi Jawa Tengah.

Ribuan ATS tersebut terbagi menjadi tiga. Yakni meliputi ATS dikarenakan putus sekolah (DO). Lulus tidak melanjutkan (LTM) dan belum pernah bersekolah (BPB).

Data ini dikemukakan saat acara fasilitasi advokasi penanganan ATS yang digelar di Ruang Joyokusumo, Pendopo Pati, beberapa hari lalu. Dalam kesempatan itu, Pj Bupati Pati Henggar menyebut ATS ini karena beberapa faktor yang perlu didalami lebih lanjut.

“Mulai dari perkawinan di bawah umur, kondisi ekonomi, budaya hingga distabilitas. Nanti akan kita lakukan sampling di 6 desa guna mengetahui apa permasalahan dan solusinya,” ujar dia.

Ia pun berharap semua pihak terkait bisa mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan permasalahan ini. Ia menggambarkan salah satu program yang bisa membantu seperti kejar paket atau paket C.

“Misal anak putus sekolah tidak mempunyai ijazah SMP/SMA bisa kita selesaikan dengan program kejar paket mungkin itu salah satu jalan keluar. Nanti rekan-rekan OPD dan seluruh steak holder bisa memberikan arahan lebih detail untuk bisa mengakselerasi sehingga permasalahan anak putus/ tidak sekolah bisa kita atasi bersama,” ungkapnya.

Sementara itu, Sekertaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pati, Paryanto mengatakan, pihaknya terus berupaya agar ATS kembali bersekolah. Sejumlah langkah juga telah dilaksanakan.

Seperti anak yang masih di usia sekolah akan dikembalikan ke sekolah formal. Kemudian, untuk anak yang usianya melebihi batas usia sekolah, akan dimasukkan ke pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) atau kejar paket.

Ia menambahkan, Disdikbud Pati siap mengembalikan anak-anak ATS kembali ke sekolah dengan berbagai macam strategi dan program. Seperti yang sudah dilakukan beberapa tahun ini.

“Mudah-mudahan sesuai target tadi ketika program PPDB dan Cut Off Dapodik di bulan Agustus nanti kita bisa menyelesaikan, bisa mengurangi angka 7.408 tadi,” harapnya. (lut/fat)