SLEMAN, Joglo Jogja – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman mengajak masyarakat untuk terus waspada akan aktivitas Gunung Merapi yang saat ini masih dalam siaga darurat. Di mana masyarakat dilarang melakukan aktivitas di lokasi potensi bahaya.
Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Makwan menjelaskan, aktivitas Gunung Merapi saat ini masih cukup tinggi, ditandai dengan muntahan material vulkanik dan deformasi. Sehingga dilakukan perpanjangan status siaga pada Gunung Merapi, melalui Surat Keputusan Bupati Sleman Nomor 27.21/Kep.KDH/A/2024 tentang Perpanjangan Penetapan Status Siaga Darurat Erupsi Gunung Api Merapi.
“Beberapa kali terjadi luncuran lava pijar dalam satu minggu terakhir dan cukup tinggi,” ungkapnya, Kamis (11/7/24)
.
Lebih lanjut, berdasarkan laporan aktivitas Gunung Merapi pada 10 Juli 2024 yang disampaikan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), terpantau aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Dengan potensi bahaya saat ini meliputi guguran lava dan awan panas pada sisi selatan-barat daya.
Seperti di Sungai Boyong sejauh 5 kilometer serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer. Sementara pada sisi tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
“Meski demikian, kondisi masih aman dan masyarakat tetap dapat beraktivitas seperti biasa. Namun diimbau untuk tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya, serta waspada bahaya lahar dan awan panas guguran saat terjadi hujan di sekitar Gunung Merapi,” tambahnya.
Sementara itu, Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo dalam pemantauannya di Posko Utama BPBD Kabupaten Sleman itu berharap agar masyarakat maupun wisatawan bisa mematuhi zona aktivitas yang aman sesuai rekomendasi dari BPPTKG. “Alhamdulillah sekarang sudah melandai, tetapi masyarakat diharapkan tetap waspada dalam beraktivitas terutama masyarakat yang berada di kawasan rawan bencana (KRB) III Gunung Merapi,” pungkasnya. (riz/abd)