SEMUA orang pasti tau bahwa penyakit jantung (cardiovaskular) menjadi salah satu penyakit yang ditakuti oleh masyarakat. Penyakit jantung juga menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak di Indonesia.
Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengetahui tanda-tanda penyakit cardiovaskular itu sangat dibutuhkan. Terlebih lagi jika masyarakat paham bagaimana caranya menjaga kesehatan jantung agar terhindar dari penyakit tersebut.
Seorang dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di RSUD Dr. Adhyatma, MPH Tugurejo, dr. Aboesina Sidiek, Sp.JP memiliki simpati yang besar terhadap kesehatan kardiovaskular masyarakat. Salah satu yang menginspirasinya untuk mengambil spesialisasi jantung dan pembuluh darah, lantaran masih banyaknya masyarakat yang abai terhadap kesehatan jantung (kardiovaskular).
Dokter muda kelahiran Jakarta 1991 yang akrab disapa Abu ini menjelaskan, menurut data yang ada, angka obesitas di Indonesia kini cenderung meningkat. Baik itu obesitas pada anak, maupun pada orang dewasa. Hal itu yang menyebabkan banyak yang mengalami serangan jantung, atau gagal jantung di usia yang cukup dini.
Ia menambahkan, jika melihat data global, usia rata-rata gagal jantung itu berada di antara 50-60 tahun. Namun, melihat kondisi saat ini, trennya itu berada di umur 40 tahun, sudah tidak sedikit yang mengalami serangan jantung.
“Bahkan masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa anak yang makannya banyak, dan lahap, adalah anak yang sehat. Dengan latar belakang itulah saya berminat mengambil spesialisasi jantung dan pembuluh darah. Selain mengedukasi keluarga, juga untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi umat dan masyarakat,” terang dokter Aboesina saat diwawancarai Joglo Jateng di Semarang, Rabu (24/7/24).
Saat menjadi dokter umum, dr. Aboesina mendaftarkan dirinya di RSUD Dr. Adhyatma, Tugurejo. Di saat yang sama RSUD Dr. Adhyatma telah memiliki pelayanan jantung yang diampu oleh seorang dokter jantung. Dengan visi yang sama untuk pengembangan kualitas pelayanan jantung di RSUD Adhyatma, dr. Aboesina berkomitmen untuk menjalani studi lebih lanjut.
Perjalanan dr. Aboesina untuk menjadi dokter spesialis jantung tidaklah mudah. Berlatarbelakang bukan dari keluarga dengan background kedokteran, ia berjuang dengan merantau ke Semarang untuk meraih jalur prestasi di Fakultas Kedokteran S1 Undip. Setelah lulus S1, dr. Aboesina mantap dan yakin untuk mengambil Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Jantung dan Pembuluh darah di Undip juga.
Motivasinya menjadi seorang dokter lantaran mencari profesi yang paling ideal dari keberkahan dan kehalalan sebuah pekerjaan. Selain itu, agar memberikan manfaat bagi keluarga, umat dan masyarakat.
“Menjadi dokter itu tidak hanya sekadar bekerja. Tetapi kita juga membantu orang-orang yang sedang terkena musibah. Di situ kebermanfaatan dan keberkahannya insyaallah besar,” tegasnya.
Aboesina menuturkan, dalam lima tahun terakhir ini, Pelayanan di center cardiovascular RSUD Dr. Adhyatma, MPH Tugurejo ini mengalami perkembangan pesat. Sehingga segala fasilitas yang menunjang untuk diagnosis, pengobatan dan kesehatan kardiovaskular tersedia di sana.
“Kami memiliki fasilitas dalam diagnosis dan terapi penyakit jantung yang mumpuni. Kami memiliki alat echocardiography (Echo) dengan kualitas top of the line, kemudian alat treadmill untuk uji latih jantung, ada Ambulatory Blood Pressure Monitor (ABPM), dan juga alat Holter ECG. Sehingga kami bisa melihat struktur, otot, katup, dan kondisi kelistrikan jantung,” papar dokter spesialis jantung itu.
Dokter spesialis jantung itu merasa sangat puas terhadap fasilitas yang ada di Center Cardiovaskular RSUD Dr. Adhyatma Tugurejo. Juga dilengkapi oleh alat Imaging CT Scan yang mampu melihat penyempitan koroner sehingga dapat melihat pembuluh darah tanpa melakukan tindakan invasive.
“Tak hanya itu, kami juga memiliki fasilitas Intensive Cardiovascular Care Unit dengan empat tempat tidur, yang khusus disediakan bagi pasien jantung di samping ruangan intensif yang sudah tersedia. Kemudian, terdapat ruangan kateterisasi jantung RSUD Dr. Adhyatma Tugurejo dengan SDM, baik itu dokter intervensionis, dan perawat yang mumpuni. Kini kita sedang dalam pertimbangan untuk pembiayaannya disetujui oleh BPJS,” ujarnya.
Di RSUD Dr. Adhyatma Tugurejo, dr. Aboesina bertugas di beberapa poli klinik. Yaitu di Poli Reguler, Poli Eksekutif dan Poli Echocardiography. Pihaknya juga bertugas di beberapa rumah sakit lainnya dengan jadwal praktik yang berbeda-beda.
Dokter Spesialis Jantung itu berharap, masyarakat diminta lebih meningkatkan kesadaran untuk memeriksakan dirinya ketika merasakan gejala-gejala seperti nyeri dada atau nyeri uluhati. Sering kali masyarakat hanya menyepelekan bahwa itu hanya penyakit lambung saja, dan diatasi dengan obat-obatan biasa.
Menurut data dari Dinas Kesehatan dan BPJS Kesehatan, penyakit jantung memang menjadi klaim tertinggi saat ini. Berartu penyakit jantung ini dapat diklaim oleh BPJS secara penuh. Jika terindikasi terkena serangan jantung, semuanya dapat ter-cover oleh BPJS secara penuh.
“Kami tidak pernah ada kesulitan dalam memberikan coverage pada pasien-pasien kami. Insyaallah dapat ter-cover beserta obat-obatannya. Seharusnya ketika mengalami gejala-gejala seperti itu tadi, langsung melakukan pemeriksaan atau perekaman listrik jantung,” imbuh dr. Aboesina.
Ia mengatakan, perekaman listrik jantung menggunakan EKG merupakan hal yang sangat sederhana karena hanya melakukan penempelan alat pada 10 titik di dada. Kemudian, akan keluar rekaman elektrik jantung. Sehingga nantinya muncul informasi, apakah itu sebuah serangan jantung atau bukan. (all/adf)