SEMARANG, Joglo Jateng – Diketahui hingga kemarin belum ada pengumuman resmi dari masing-masing partai politik (parpol) terkait siapa yang akan diusung sebagai Bakal Calon Gubernur Jawa Tengah maupun Wali Kota Semarang. Menanggapi hal itu, Pengamat Politik Universitas Diponegoro (Undip), Teguh Yuwono menyakini ada dua kekuatan yang memengaruhi peta politik di Pemilihan Wali Kota (Pilwakot) Semarang dan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah 2024.
“Dari pandangan saya kira Pilwakot dan Pilgub itu kan masih dalam proses mencari pola belum ada yang berada di posisi fix untuk mengusung siapa. Karena saat ini masih sangat cair. Apalagi yang saya sampaikan ada dua kekuatan yang memengaruhi Pilgub dan Pilwakot kita itu adalah politik nasional dan kekuatan lobby transaksional di antara partai politik (parpol) dengan kekuasaan yang ada di nasional,” ucapnya saat dikonfirmasi Joglo Jateng, belum lama ini.
Ia menambahkan, meskipun nama-nama calon wali kota sudah bermunculan seperti Yoyok Sukawi, Dico Ganinduto, dan Hevearita G Rahayu, namun semua itu masih berupa checking.
“Tetapi power itu saya kira akan mendekat itu pasti akan datang menjelang pendaftaran ini kan nanti Agustus pertengahan atau akhir. Akan berproses, itu nanti kita akan lihat sejauh mana dua pengaruh besar atau nasional dua itu dengan keberanian parpol untuk berani mengusung,” jelasnya.
Selain itu, ia menilai, aspek dari hasil survei politik saat ini merupakan pandangan masyarakat itu sendiri. Akan tetapi, apabila sejumlah nama calon itu tidak kunjung dimunculkan oleh parpol, maka yang terjadi ada kemungkinan ada nama baru yang tidak terduga sebagai bakal calon wali kota maupun gubernur. Ia mengibaratkan bahwa pemilihan kali ini merupakan seri kedua dari pemilihan presiden (pilpres) 2024.
“Jadi pertanyaannya apakah koalisi yang kemarin di pilpres akan terjadi di Jateng? Kalau koalisinya sama tidak masalah. Tetapi kalau memunculkan orang yang berbeda, maka itu akan menjadi masalah,” terangnya.
Sementara itu, Lembaga survei Indo Barometer menunjukkan hasil survei elektabilitas pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Semarang 2024 yang menempatkan Yoyok Sukawi di atas petahana dan Bupati Kendal Dico Ganinduto. Awareness pemilih paling tinggi terhadap A.S Sukawijaya (Yoyok Sukawi) yakni 16,5 persen disusul Hevearita Gunaryanti Rahayu (Wali Kota Semarang) 11 persen.
Menyusul dua nama itu, Sekretaris Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang Ade Bhakti Ariawan (6,3 persen), Dico M. Ganinduto (2,8 persen). Kemudian, Krisseptiana (istri mantan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi) sebesar dua persen.
Nama-nama lainnya dalam simulasi terbuka atau top of mind itu, kata dia, meraih kurang dari 2 persen. Sedangkan pemilih yang menyatakan tidak tahu atau tidak jawab sebesar 56.5 persen.
Sedangkan dalam survei tertutup dengan tiga nama kandidat, elektabilitas tertinggi diraih Yoyok Sukawi yang juga bos PSIS Semarang sebesar 50,3 persen. Lalu, disusul Mbak Ita, sapaan akrab Hevearita yang juga petahana dengan elektabilitas 16,3 persen dan Dico 13,0 persen.
“Alasan utama publik memilih calon wali kota adalah karena berpengalaman, kinerjanya bagus atau terbukti, dekat dengan rakyat atau merakyat, hanya nama calon tersebut yang saya tahu dan orangnya baik,” kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari, belum lama ini.
Ia menyebutkan survei Indo Barometer tersebut dilakukan pada 18 hingga 23 Juli 2024 di 16 kecamatan di Kota Semarang. Yakni dengan menggunakan metode multistage random sampling dengan wawancara secara tatap muka.
“Jumlah sampel pada survei ini sebanyak 400 responden, dengan margin of error sebesar kurang lebih 4.90 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen,” kata Qodari. (int/ara/adf)