GURU adalah profesi yang mulia. Dedikasi tinggi dan ketulusan dibutuhkan oleh orang yang menjalaninya.
Rizka Azilia Ferdila Khalida (22) menjadi satu dari banyak orang yang memilih untuk menjalani profesi ini. Bukan datang tiba-tiba, jalan ini sudah diinginkanya sejak kecil.
“Dahulu hanya bisa berandai pengen jadi guru. Karena, waktu kecil melihat profesi guru adalah mulia dan baik. Dari sana langsung terbesit harus bisa jadi guru dan alhamdulillah sudah tercapai,” jelas gadis cantik asal Jepara tersebut, belum lama ini.
Guru Bahasa Inggris di MTs KRM Marzuki Cepogo, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara ini bercerita, dahulu usai lulus dari Madrasah Aliyah (MA) ia ingin berkuliah di perguruan tinggi ternama. Karena terkendala finansial, ia harus menunda perkuliahannya selama satu tahun.
Saat melihat teman-temannya lolos di berbagai perguruan tinggi, Rizka tidak ingin berpangku tangan di rumah. Berbekal tekad dan doa, ia mendapati tawaran mengikuti program pengabdian beasiswa ke Pare untuk belajar Bahasa Inggris. Tanpa pikir panjang, akhirnya Rizka mengambil beasiswa tersebut dan melakukan pengabdian selama tujuh bulan di Pare.
“Melihat teman-teman yang udah lolos di PTN, aku nggak boleh diam saja. Meski, waktu ibu ngelarang karena terkendala ekonomi, tetapi aku mencoba meyakinkan bahwa aku bisa,” ungkapnya.
Setelah melakukan pengabdian, Rizka kemudian pulang ke rumah. Seketika itu, ia langsung mendapatkan pekerjaan menjadi guru les privat.
Berawal dari sana, ia lalu dipercayai untuk mengajar di satuan pendidikan dekat rumahnya. Meski, ia belum bergelar sarjana. Agar ke depan ia mendapat legalitas dalam mengajar, Rizka pun mendaftar di Universitas Islam Nahdlatu Ulama (Unisnu) Jepara dengan mengambil jurusan pendidikan Bahasa Inggris.
“Sekarang fokus kesibukannya ada dua, ngajar sama kuliah. Bagaimanapun kita harus tetap kuliah. Karena pendidikan itu penting,” ungkapnya.
Rizka menjelaskan, untuk menjadi seorang guru hal yang perlu disiapkan adalah kesiapan mental. Sebab, selain memiliki sikap sabar, seorang guru juga harus legawa dalam menerima dinamika kesejahteraan guru.
Lebih lanjut, anak pertama dari dua bersaudara ini mengaku bersyukur lantaran proses yang ia lalui saat ini membawanya pada pencapaian yang tidak pernah ia duga. Ia pun merasa optimis jika panggung masa depan keluarga ada di tangannya.
Rizka meyakini bahwa semua orang memiliki kesempatan yang sama. Tetapi, tidak semua orang bisa mampu mengambilnya. Dengan itu, ia menilai bahwa cita-cita guru merupakan suatu anugerah bagi dirinya.
“Kesempatan itu pasti ada, tinggal kita berani mengambil atau tidak. Ibaratnya, ‘banyak jalan menuju roma’,” pungkas pemilik akun @rizkaazilia itu. (cr4/adf)