PATI, Joglo Jateng – Isu pendirian pabrik semen di Kabupaten Pati belakangan ini kembali mencuat. Kabar ini muncul usai ratusan petani menggelar aksi Depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pati, Jumat (20/9/24) lalu.
Aksi yang digelar dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional ini diikuti ratusan petani dari berbagai komunitas. Di antaranya yakni Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) hingga dari Pundenrejo, Kecamatan Tayu Pati. Dalam aksi itu, mereka menggelar brokohan atau selametan di tengah jalan.
Saat ditanya terkait wacana pendirian pabrik semen, Pj Bupati Pati, Sujarwanto Dwiatmoko mengaku tidak mengetahui hal tersebut. Ia justru bertanya siapa yang membuat wacana pendirian pabrik semen di Bumi Mina Tani itu.
“Sing wacana sopo? (yang wacana siapa). Saya tidak tahu demonya demo siapa, yang mau membangun siapa,” ujar Sujarwanto kepada wartawan, belum lama ini.
Sujarwanto juga mengaku tidak tahu terkait berkembang isu PT Sahabat Mulia Sakti (SMS) sudah mulai berproses mengajukan pendirian pabrik semen di salah satu wilayah di Kabupaten Pati. Justru ia kaget mendengar kabar tersebut.
“Saya tidak tahu. Saya di sini katanya disuruh jadi Bupati. Enggak ada rencana. Kaget juga kalau ada ini,” ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, kordinator aksi petani, Bambang menyebut pabrik semen masih menjadi ancaman Pegunungan Kendeng. Ia melihat PT SMS sudah mulai berproses mengajukan pendirian pabrik Semen di Desa Sinomwidodo, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati.
“Di Pegunungan Kendeng di Kecamatan Tambakromo ada pengajuan izin baru PT SMS. Ada pergeseran tempat. Kami menemukan data sekitar 54 hektare di Desa Sinomwidodo ada PPKH Pinjam Pakai Kawasan Hutan untuk PT SMS. Khawatirnya untuk dibuat pabrik di sana,” bebernya.
Para petani pun melihat ancaman pabrik semen masih menghantui Pegunungan Kendeng di Pati. Pihaknya kawatir ratusan hektare lahan pertanian di Kecamatan Tambakromo ikut terdampak bila pabrik semen didirikan di sana.
“180 hektare lahan pertanian dan perkampungan di Tambakromo terancam tercemar Pabrik Semen. Akan menggusur wilayah pertanian,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua JMPPK Gunretno menaruh harapan besar kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati maupun DPRD Kabupaten Pati untuk transparan bila PT SMS mengajukan perijinan. Ia tidak mau sektor pertanian menjadi korban berdirinya pabrik semen.
“Kami mendapatkan data, ada salah satu lahan yang dimohon KPH wilayah Sinomwidodo dan dimohon PT SMS, diminta untuk eksplorasi tapak pabrik dan tambang. Maka dalam hal ini, kami meminta DPRD tidak nunggu PT SMS datang, tapi harus mengingatkan dan dihentikan,” pintanya.
Gunretno juga menegaskan bahwa para petani tak akan tinggal diam. Mereka akan melawan perlawanan dan menolak pendirian pabrik semen di Pegunungan Kendeng.
“Perjuangan panjang dulur-dulur tidak akan berhenti. Melarang adanya pabrik semen di pegunungan Kendeng,” tegasnya. (lut)