Pembagian MBG di SD 2 Wergu Wetan Disambut Antusias

NIKMATI: Salah satu siswa SD 2 Wergu Wetan menyantak Makan Bergizi Gratis yang disajikan dalam uji coba yang dilaksanakan, Senin (30/9/24). (DYAH NURMAYA SARI/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Sebanyak 214 siswa dari kelas 1 hingga 6 di Sekolah Dasar (SD) 2 Wergu Wetan mengikuti Uji Coba Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Kudus bersama Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga serta Dinas Kesehatan. Program ini dimaksudkan untuk memberikan asupan bergizi bagi siswa sekolah dasar sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya kebersihan dan gizi seimbang.

Kepala SD 2 Wergu Wetan, Nurhani Kartika Sari menyampaikan, sebelum pembagian makanan, para siswa diberikan pengarahan. Yakni berupa simulasi cuci tangan yang dipandu oleh para guru.

“Kami memastikan semua siswa mencuci tangan sebelum makan sebagai bagian dari edukasi kebersihan yang penting,” ujarnya.

Setiap kelas juga dipastikan mendapatkan menu yang disesuaikan. Terutama bagi anak-anak yang memiliki alergi terhadap makanan seperti telur dan seafood. Datanya sudah disampaikan kepada dinas.

Menu makan siang yang disajikan terdiri dari nasi berbentuk menarik seperti kura-kura, lengkap dengan lauk nabati, hewani, dan sayuran bervariasi, seperti wortel dan buncis. Penyajian makanan dilakukan dengan menggunakan kotak makan berwarna cerah untuk menarik minat siswa. Program ini akan terus berlanjut hingga 3 Oktober 2024.

BAGIKAN: Kepala SD 2 Wergu Wetan sedang memberikan makanan gratis kepada siswa secara simbolis, Senin (30/9/24). (DYAH NURMAYA SARI/JOGLO JATENG)

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kudus, Harjuna Widada menegaskan, program Makan Bergizi Gratis ini menggunakan dua penyedia katering. Yaitu Eco Roso dan Dany. Total 2.599 siswa dari SD dan MTS di Kudus menerima paket makan siang dengan menu yang telah disesuaikan dengan standar gizi nasional.

“Kami sudah berkoordinasi dengan Sekda dan Dinas Kesehatan untuk memastikan asupan gizi yang diberikan sesuai dengan standar,” katanya.

Program ini merupakan bagian dari uji coba yang dilakukan di berbagai kota di Indonesia. Termasuk Tangerang, Cirebon, Salatiga, dan Kudus. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berharap uji coba ini dapat berjalan dengan lancar.

Selain memberikan manfaat bagi siswa, program ini juga diharapkan dapat menggerakkan ekonomi lokal. Terutama di sektor katering dan koperasi susu, yang turut berpartisipasi dalam penyediaan bahan pangan lokal.

Pemilik katering Eco Roso, Natalia Cristiyani menambahkan, setiap porsi makan telah ditentukan oleh pemerintah daerah dengan takaran yang jelas. “Nasi 100 gram, lauk 50 gram, tempe 50 gram, dan sayuran 50 gram, semua disiapkan sesuai dengan standar yang ditetapkan,” jelasnya. (cr3/fat)