Jepara  

Ratusan Layangan Mengudara di Langit Jepara

SERU: Salah satu peserta hendak menerbangkan laying-layang di tanah lapang areal wisata Pantai Empu Rancak Karanggondang, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara, Minggu (6/10/24). (LIA BAROKATUS SOLIKAH/JOGLO JATENG)

JEPARA, Joglo Jateng – Sebanyak 100 peserta menerbangkan layang-layang dalam rangka Festival Layang-layang Sungging Prabangkara. Festival ini digelar oleh Perkumpulan Pelayang Seluruh Indonesia (Pelangi) Kabupaten Jepara.

Pantauan Joglo Jateng, ratusan layang-layang mengudara di tanah lapang areal wisata Pantai Empu Rancak Karanggondang, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara, Minggu (6/10/24). Peserta menerbangkan layangan dengan berbagai bentuk dan karakter yang berbeda-beda. Di antaranya layangan tradisional berbentuk naga, kreasi, olahraga, dan layangan balon atau berbentuk karakter.

Penasehat Komunitas Pelangi Jepara, Loteny Swastika Tenny Ria menyampaikan, festival layang-layang yang telah diadakan ketiga kalinya di Jepara ini mendapat sambutan hangat dari para pelayang lokal maupun internasional. Pasalnya, terdapat peserta yang berasal dari Polandia dan Swedia.

“Kami dari komunitas Pelangi ini sering diundang di event festival layangan di luar kota atau luar negeri. Sebaliknya, kita mencoba membuat event dan mengundang peserta dari luar negeri juga. Ada dari Blora, Sleman, Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, Polandia dan Swedia,” Jelas Tenny sapaannya kepada Joglo Jateng.

Festival layang-layang ini diadakan untuk melestarikan permainan tradisional. Sebab, Tenny menyebut, produk layangan dari Jepara tidak kalah bagus dengan daerah lain. Sehingga, layangan ini diharapkan bisa menjadi salah satu Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).

“Kemarin waktu ikut festival di Jakarta sempat di beli oleh peserta dari India. Ini menandakan bahwa layangan dari Jepara itu bagus-bagus,” terangnya.

Jumlah layang-layang yang diterbangkan, lanjutnya, ada layangan tradisional sebanyak 75, layangan naga 12, layangan balon sekitar 10 an, dan masih ada layangan kecil lainnya.

Adapun peserta yang berhasil memenangkan festival layang-layangan ini akan mendapat tropy dan souvenir dari panitia. Dengan indikator penilaian, bentuk dan tingkat kerumitan, kerapian dan kesesuaian tema, ukuran, kreativitas, durasi terbang, dan kemampuan menaikkan dan menurunkan layang-layang.

Sementara itu, salah satu peserta asal Swedia, Andreas Agreen mengaku kagum dengan festival layang-layang di Jepara yang telah menjadi event tahunan ini. Ia menyebut, di Swedia belum ada tradisi layang-layang. Sehingga, ia berniat ingin mempelajari konsep festival layang-layang di Indonesia, kemudian hasilnya akan dijadikan sebagai contoh di negaranya.

“Di Swedia belum ada tradisi layang-layang. Jadi, kami berniat ingin belajar dari Indonesia bahwa layang-layang bisa menjadi event penarik wisatawan,” jelasnya. (cr4/gih)