Kudus  

SD 2 Ngembal Kulon Masuk Perbaikan Anggaran 2025

PRIHATIN : Kepala SD 2 Ngembal Kulon tengah menunjukkan bangunan ruang UKS yang hampir ambrol karena tak kunjung mendapat perbaikan, belum lama ini. (UMI ZAKIATUN NAFIS/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Dua bangunan ruang guru dan UKS di SD 2 Ngembal Kulon mengalami kerusakan. Diantaranya atap jebol, lemari tidak layak pakai, genteng mulai runtuh dan hampir rubuh. Kerusakan ini terjadi sejak dua tahun lalu dan hingga kini belum tersentuh perbaikan.

Menurut keterangan Kepala SD 2 Ngembal Kulon, Muthi Munawaroh, kerusakan ruang guru dengan luas 9×5 tersebut sudah terjadi sebelum 2022. Sementara untuk ruang UKS yang bersebelahan dengan ruang kelas rusak pada 2023.

“Karena ruang kelas digunakan untuk ruang guru, maka saat ini kelas 2 yang terdiri 12 peserta didik terpaksa menggunakan ruang darurat yang sebelumnya difungsikan ruang kepala sekolah,” ungkapnya kepada Joglo Jateng.

Pada 2022, pembelajaran kelas tersebut sempat dialihkan ke mushala. Karena dinilai tidak efektif, sehingga dialihkan ke ruang kepala sekolah. Tak hanya itu, ruang UKS juga sempat dimanfaatkan sebagai ruang KBM. Akan tetapi karena kondisi atap yang membahayakan akhirnya dipindahkan.

“Tidak efektif karena letak bangunannya yang terlalu jauh dengan kelas lain. Sehingga kami coba pindah ke ruang kepala sekolah,” imbuhnya.

Pihaknya mengaku sudah membuat laporan dan pengajuan ke dinas setempat terkait kondisi bangunan. Ia ingin perbaikan di sekolah tersebut bisa diprioritaskan demi kenyamanan dan keamanan belajar siswa.

“Kalau melihat kondisi bangunan membahayakan. Jadi Kami ingin tetap ada prioritas agar nak belajar maksimal dan tidak menempati ruang darurat,” harapnya.

SEADANYA: Beberapa peserta didik kelas 2 SD 2 Ngembal Kulon nampak mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan lesehan di ruang kepala sekolah, Sabtu (5/10). (UMI ZAKIATUN NAFIS/JOGLO JATENG)

Sementara itu, Kasi Sarpras Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Kudus Ananto Pratikno mengatakan, SD 2 Ngembal Kulon memang belum mendapat alokasi perbaikan di tahun ini. Baik dari APBD murni maupun APBD perubahan. Pihaknya menyampaikan akan mengikutsertakan sekolah tersebut di anggaran 2025 mendatang.

“Proposal memang sudah diajukan. Akan tetapi saat ini memang kami prioritaskan yang mengalami kerusakan parah. Kemungkinan untuk SD 2 Ngembal Kulon masuk penganggaran di 2025,” katanya.

Ia menyebut, beberapa sekolah lain juga banyak yang mengalami kerusakan. Akan tetapi pihaknya mengaku tak bisa memasukkan semua sekolah karena keterbatasan kuota dan anggaran.

“Yang diprioritaskan seperti bangunan yang sudah melengkung atau atap ambrol sehingga mengancam keselamatan siswa maupun gurunya. Termasuk banggunan yang rusak karena bencana alam,” imbuhnya.

Sebagaimana diketahui, sebanyak 115 sekolah yang direhab tahun ini dianggarkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Kudus tahun 2024 sebesar Rp 22,7 miliar. Terdiri dari 103 sekolah dasar (SD) dengan anggaran sekira Rp 19,9 miliar, dan 12 sekolah menengah pertama (SMP) dengan anggaran sekira Rp 2,8 miliar.

Ratusan sekolah tersebut mendapatkan sentuhan rehab yang berbeda-beda. Ada yang rehab ruang kelas, rehab perpustakaan, rehab toliet atau jamban, rehab ruang laboratorium, serta lainnya.

“Saat ini baru 57 sekolah yang sudah selesai direhab. Sisanya sedang progres penyelesaian dengan target November 2024,” bebernya.

Dirinya berharap perbaikan sekolah yang telah dilakukan di SD maupun SMP bisa mendapatkan perawatan intensif. Sebab menurut Ananto, selama ini perawatan gedung atau bangunan di jenjang SD khususnya cenderung susah. Karena terkendala petugas pengecekan di masing-masing sekolah.

“Minimal dilakukan cek rutin. Ataupun jika ketahuan ada kerusakan sedikit bisa diperbaiki dan tidak menunggu rusak parah,” tandasnya. (cr1/fat)