SEMARANG, Joglo Jateng – Salah satu pedagang sembako di Pasar Karangayu Semarang, Siti (57) mengeluhkan adanya kenaikan harga bawang putih yang mencapai Rp 43 ribu per kilo. Padahal, sebelumnya masih di harga Rp 38 ribu per kilo. Kenaikan ini terjadi sejak tiga hari lalu yang menyebabkan sepi pembeli hingga saat ini.
“Sekarang bawang putih naik jadi Rp 43 ribu, dulu itu masih Rp 38 ribu. Naiknya banyak tapi kalau yang turun malah brambang (bawang merah) jadi Rp 24 ribu yang tanggung dan Rp 26 ribu per kilo, padahal dulu itu jual sampe Rp 50 ribu,” ucapnya saat ditemui Joglo Jateng, Kamis (10/10/24).
Dirinya tidak mengetahui pasti alasan kenaikan dari bawang putih ini. Sebab, pemasok bahan sembako ini secara terpusat berada di Pasar Johar Semarang.
“Kenaikan bawang putih ini tidak memengaruhi penjualan, kulakan (jualan) sedikit bathi (ambil untung) seribu dan dua ribu tidak apa-apa. Selama ini paling nyetok sekali beli tiga atau lima kilo. Tidak menentu,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu pedagang sembako di Pasar Karangayu lainnya, Isa (60) mengaku dirinya menjual bawang putih saat ini Rp 40 ribu per kilo, yang sebelumnya Rp 35 ribu per kilo. Ia juga mengaku bahwa kenaikan ini sudah dimulai dari tiga hari yang lalu.
“Orang- orang biasanya beli bawang putih itu ada yang 1 kg, seperempat, setengah, ya kadang-kadang bakul (penjual soto, ayam) ada yang minta lima kilo. Tapi kan tidak tiap hari. Kalau bawang merah banyaknya beli seperempat kilo, setengah kilo malah jarang,” bebernya.
Selain bawang putih yang naik, kata Isa, harga cabai rawit juga mengalami kenaikan sekitar Rp 40 ribu per kilo.
Lebih lanjut, ia menerangkan, Pasar Karangayu ini dulunya selalu ramai pembeli setiap Sabtu dan Minggu. Namun, ia menyampaikan saat ini pasar tradisional ini sepi karena adanya pasar bebas yang lokasinya berdekatan dengan pabrik.
“Ada pasar bebas (orang -orang yang jualan sayur di dekat pabrik) dulu awalnya tidak boleh sekarang boleh. Malah ada yang sampai bawa masuk kantor ada yang bawa matengan (lauk jadi). Jadi pasar jatuh (sepi),” terangnya.
Selain itu, ia menambahkan, pasar bebas juga menyasar ke lokasi yang berdekatan dengan tempat ibadah. Bahkan, mereka menjualkan dagangannya jauh lebih murah dari pasar tradisional. “Pokoknya adanya pasar bebas ini menyulitkan saya dan buat pasar tradisional jadi tambah sepi,” keluhnya.
Terpisah, Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan dan Stabilitasi Harga Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Semarang, Siti Arkunah mengatakan bahwa harga bawang putih memang mengalami kenaikan namun tidak signifikan. Menurutnya, selama impornya terpenuhi pasti harga sembako itu terkendali.
“Memang di beberapa pasar ada yang Rp 36 ribu sampai Rp 40 ribu memang harganya segitu jadi tidak ada kenaikan (stabil). Pokoknya selama ketersediaan tercukupi. Bawang putih memang menurut SIHARPA (Sistem Informasi Harga Pangan) segitu HET-nya sekarang Rp 41.300 dengan rata-rata Rp 45 ribu,” pungkasnya.
Lebih lanjut, ia menerangkan, harga bahan sembako bisa dikatakan mengalami kenaikan, apabila ada peningkatan sebanyak Rp 7 Ribu dari Harga Acuan Pembelian (HAP) di masing-masing pasar tradisional yang telah ditetapkan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas). (int/gih)