UMKM  

Kreasikan Eceng Gondok Jadi Kerajinan Bernilai Tinggi

KREATIF: Owner Murni Handycraft, Murni Wijayanti saat menunjukkan beragam hasil kreasi eceng gondok, belum lama ini. (SYAMSUL HADI/JOGLO JATENG)

ECENG gondok menjadi satu jenis tanaman yang sering dianggap sebagai gulma dan merusak lingkungan perairan. Namun, tanaman tersebut ternyata memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai produk bernilai tambah. Dengan sentuhan kreativitas, eceng gondok bisa diubah menjadi berbagai macam kerajinan tangan yang unik.

Seperti yang dilakukan Owner Murni Handycraft, Murni Wijayanti. Warga Prambatan, Kaliwungu, Kudus itu memulai mendirikan galeri kerajinan dengan memafaatkan tanaman eceng gondok. Awalnya, ia menggunakan bahan sisa pelatihan yang pernah ia ikuti. Dengan bermodalkan bahan seadanya dan melihat tutorial di internet, Murni belajar mengembangkan kreasi secara autodidak.

“Saya cari tahu di internet, ternyata eceng gondok bisa dibikin apa saja. Akhirnya saya mulai belajar membuat tas, keranjang, pot dan lain-lain,” ungkapnya saat ditemui Joglo Jateng di kediamannya, Minggu (27/10/24).

Tepatnya pada 2021, Murni menjadikan kreasi eceng gondok tersebut sebagai ladang cuan. Ia sempat tak menyangka hasil kreasi yang ia unggah di media sosial mendapatkan banyak respons positif.

“Saya akui diawal karya saya masih jelek. Akhirnya saya belajar terus dan setelah percaya diri saya foto dan posting ke media sosial,” katanya.

Ia mengawali kerajinan eceng gondok dengan produk jenis tempat penutup serbaguna. Lalu kreasi lain seperti tas kotak, tas bulat dan model lainnya. Dengan harga mulai dari Rp 5 ribu hingga ratusan ribu.

“Karena banyak yang banyak yang minat saya buka pemesanan dengan ukuran dan model bervariasi. Dan sampai sekarang pesanan sampai luar kota,” bebernya.

Hanya saja, Murni merasa keterbatasan tenaga sehingga proses pembuatan pesanan harus mengantri paling tidak satu atau dua minggu. Dalam membuat satu tas kecil, ia menghabiskan waktu hanya tiga hari. Sedangkan untuk tas ukuran besar membutuhkan waktu hingga satu minggu.

Ke depan ia berharap, produk handcraftnya bisa tembus pasar mancanegara. Apalagi kerajinan eceng gondoknya itu memiliki bentuk yang unik. Meskipun produksi rumahan, penjualan kerajinan eceng gondok Murni telah merambah hingga pulau Bali, wilayah Malang, Surabaya dan Jakarta.

“Selain target bisa tembus ekspor, saya berharap masyarakat bisa lebih banyak meminati produk-produk yang memakai bahan alam. Seperti eceng gondok, daun pandan duri dan sebagainya untuk menciptakan gerakan go green,” harapnya. (cr1/adf)