KUDUS, Joglo Jateng – Siswa kelas 4 SD 1 Barongan, Adinata Haidar Ahmad berhasil mengharumkan Kabupaten Kudus di ajang FTBI Jawa Tengah. Ia mendapat juara 1 cabang ndagel ijen dan menjadi satu-satunya delegasi Kudus yang juara.
Kepala SD 1 Barongan, Rizky Oktavian S mengungkapkan rasa bangganya terhadap siswanya itu. Dari empat cabang yang diikuti hanya cabang ndagel ijen putra yang mendapat juara.
“Delegasi Kudus sudah menampilkan yang terbaik. Apapun hasilnya bisa jadi evaluasi untuk lebih baik ke depannya,” ungkapnya kepada Joglo Jateng, belum lama ini.
Pihaknya menyebut, pemilihan Adinata dan para peserta lomba lainnya berdasarkan karakter yang dimiliki sang anak. Apapun potensinya, sebisa mungkin mereka diberikan wadah. Apalagi, ndagel ijen menjadi jenis cabang lomba yang pertama kali ada.
“Termasuk Adinata ini dari sisi akademik memang kurang, akan tetapi dia memiliki kelebihan suka bicara dan guyon. Sehingga tak perlu banyak waktu ia bisa menguasainya,” imbuh Rizky.
Dirinya menilai, pada saat tampil di tingkat provinsi Adinata memiliki penguasaan materi yang maksimal serta natural. Hal ini karena tema dan pembahasan yang dipilih berdasar apa yang dilakukan sehari-hari.
“Kami selalu mengedepankan tema yang dialami sehari-hari. Termasuk Adinata yang mengemas candaan ringan tentang ayah dan ibunya tanpa menyinggung dan dilengkapi dengan punchline mengena,” ujarnya.
Menurut Rizky, dalam mewujudkan prestasi tersebut, harus didukung semua pihak. Baik sekolah, orang tua maupun siswa itu sendiri. Dan adanya prestasi ini diharapkan menjadi motivasi anak-anak yang lain untuk terus mengembangkan potensi mereka.
Sementara itu, Adinata Haidar Ahmad, mengungkapkan rasa senangnya saat meraih juara. Ia sempat tidak menyangka bisa jadi juara, apalagi ndagel ijen merupakan jenis cabang lomba yang pertama kali ia ikuti.
“Sebelum tampil sempat down karena dapat nomor urut 34. Akhirnya dimotivasi kembali oleh Bapak Ibu Guru dan bisa tampil lancar,” ungkapnya.
Putra pasangan Ahmad Davi dan Nesti Warsiyanti itu membawakan cerita kesehariannya dengan sang ayah. Yaitu candaan ringan tentang ayahnya yang memikiki hobi merawat burung kenari.
“Pada saat lomba Ayah dan Ibu hadir. Sehingga suasana interaksi lebih pecah dan mungkin itu juga yang mampu menarik perhatian juri,” imbuhnya.
Tak hanya menguasai materi dirinya juga belajar bersama Stand Up Kudus senior tentang cara roasting, tempo, mimik wajah dan interaksi.
“Latihan menuju provinsi ini sebulan lebih. Hampir setiap hari. Dan sebelum tampil Ayah Ibu selalu motivasi agar berusaha semaksimal mungkin,” katanya. (cr1/fat)