Kudus  

Dorong Pengurangan Emisi, PKPLH Kudus Berikan Pelatihan Pembuatan PLTS Sederhana untuk Rumah Tangga

EDUKASI: Pakar pembuat Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) saat memberikan edukasi pembuatan PLTS kepada para pegiat proklim se Kudus, Rabu (30/10/24). (UMI ZAKIATUN NAFIS/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng –  Sebagai bagian dari aksi mitigasi emisi gas rumah kaca, Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Kabupaten Kudus memberikan edukasi pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sederhana untuk rumah tangga. Pelatihan yang diikuti puluhan proklim di Kudus ini berlangsung di Basecamp Bank Sampah Ganis Mulyo, Gondangmanis, Rabu (30/10/24).

Kabid Pengendalian dan Pemulihan Kerusakan Lingkungan pada Dinas PKPLH, Apriliana menyebutkan, dengan menghadirkan pakar PLTS, diharapkan para pegiat proklim yang hadir bisa menerapkan ilmu yang didapat. Karena momen ini tidak hanya pelatihan formal belaka tetapi harus diterapkan dan ditularkan ke masyarakat sekitar.

“Yang telah dijelaskan oleh narasumber dari pakar ahli pembuatan PLTS ini merupakan ilmu mahal dan penting untuk dijalankan. Khususnya para pegiat proklim,” tandasnya.

Proklim tidak lagi hanya mencakup aksi pengendalian perubahan iklim berbasis wilayah administrasi. Tetapi juga mencakup berbagai aksi yang dilakukan berbagai komunitas. Proklim mendorong berbagai pemangku kepentingan untuk melakukan aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dengan pelibatan aktif masyarakat.

“Upaya mitigasi seperti penggunaan energi terbarukan, pencegahan kebakaran hutan. Serta upaya-upaya pengurangan emisi lainnya merupakan tiga komponen pelaksanaan proklim,” tegasnya.

Pelatihan ini, imbuh Nana, merupakan aksi mitigasi untuk mengurangi energi listrik yang semakin bertambah pemakaiannya dan menyebabkan kenaikan suhu bumi. Implementasinya dalam praktik sederhana menggunakan energi terbarukan ramah lingkungan.

Narasumber sekaligus praktisi PLTS, Yudo Sutrisno menjelaskan, energi terbarukan ini merupakan sumber energi yang berasal dari alam yang mampu dibuat kembali secara bebas, serta mampu diperbarui terus menerus. Bahkan tak terbatas.

“Energi ini mampu diciptakan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang semakin canggih sehingga mampu menjadi sumber energi alternative,” jelasnya. (cr1/fat)