Pati  

Empat Ribu Bibit Mangrove Ditanam di Pantai Tluwuk, Dorong Ekowisata Berbasis Lingkungan

SEMANGAT: Tampak sejumlah siswi tengah menanam mangrove di Pantai Tluwuk Pati, Rabu (30/10/24). (DOK. PRIBADI/JOGLO JATENG)

PATI, Joglo Jateng –  Sebanyak empat ribu bibit Mangrove di tanam di pesisir Pantai Desa Tluwuk, Kecamatan Wedarijaksa, Kabupaten Pati, Rabu (30/10/24). Penanaman ini bertujuan untuk mengembangkan kawasan itu menjadi ekowisata atau tempat wisata yang mengenalkan kelestarian lingkungan.

Kegiatan ini merupakan kerja sama antara Kelompok Kerja Mangrove Daerah (KKMD) dengan Universitas Negeri Semarang (Unnes). Sekaligus melibatkan puluhan siswa-siswi yang berasal dari SMAN 3 Pati, SMAN 1 Tayu, SMPN 2 Wedarijaksa dan SMP 1 Juwana.

“Pengayaan jenis tanaman Mangrove, KKMD Pati bekerja sama dengan KKMD provinsi dan LLPM UNNES menanam 4.000 bibit Rhyzhophora Styilosa,” kata Ketua KKMD Pati, Sukarno, Rabu (30/10/24).

Mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pati itu berharap, mangrove di desanya bisa semakin tumbuh subur. Dengan demikian, nantinya bisa terwujudnya ekowisata.

“Harapan ke depan bisa bertambah spesies yang sudah ada, yaitu Avecenia Marina, Rhyzhophora Mucronata, Bruguera, dengan luasan sekitar 25 Ha hutan mangrove di Pantai Desa Tluwuk. Sehingga ke depan bisa dijadikan tempat penelitian, pembelajaran dan ekowisata,” ucapnya.

Selain itu, Sukarno menyebutkan, magrove berfungsi dalam berbagai macam hal. Mulai dari benteng alami ketika terjadi abrasi, hingga menjaga keberlangsungan ekosistem di laut.

“Hutan mangrove sebagai perisai gelombang pasang laut, tempat memijah ikan dan yang lebih penting bisa menyerap residu pencemaran yang masuk ke laut lewat sungai maupun menyerap karbon udara. Penyerapan karbon udara hasil buang mesin berbahan fosil (BBM) menyebabkan polusi udara. Manggrove termasuk tanaman yang bisa menyerap karbon terefektif selain pohon trembesi,” pungkasnya.(lut/sam)