Sampah Menumpuk, Jalan Serayu Ditutup

TUTUP: Jalan Serayu arah Jalan Lingkar selatan Pemalang yang terpaksa ditutup karena adanya sampah di badan jalan, Senin (27/1/25). (UFAN FAUDHIL/JOGLO JATENG)

PEMALANG, Joglo Jateng – Tak kunjung diangkut oleh UPT Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pemalang, tumpukan sampah di TPST Pelutan mengakibatkan penutupan Jalan Serayu selama sepekan terakhir. Hal ini diresahkan oleh masyarakat, terutama di Kelurahan Kebondalem dan Desa Tambakrejo yang harus memutar jalan jika ingin menuju keduanya.

Tasir selaku petugas sampah di RW 02 Kelurahan Kebondalem mengatakan, terpaksa menumpuk sampah di jalanan karena TPST Pelutan tidak sanggup lagi menampung sampah dari masyarakat. Efeknya, hampir 100 meter lebih tumpukan sampah di Jalan Serayu menuju lingkar selatan Pemalang berada di jalanan dan menutup akses masyarakat dari Desa Tambakrejo dan Kelurahan Kebondalem.

“Ya, sudah seminggu kira-kira jalan ditutup karena kan sampah ada di jalanan. Kalau kita (petugas sampah lingkungan) juga mau tidak mau harus membuang ke sana, sampah masyarakat jika tidak diambil menumpuk dilingkungan dan kita yang diprotes,” terangnya, Senin (27/1/25).

Sejumlah pengguna jalan juga merasakan hal serupa. Iqbal (26) warga Desa Tambakrejo, Kecamatan Pemalang mengatakan harus memutar arah cukup jauh jika dirinya ingin menuju kota. Walaupun ada jalur alternatif lainnya, tetapi Jalan Serayu merupakan jalur utama, sehingga diharapkan sampah dapat segera di angkut, agar aktivitas masyarakat terutama anak sekolah tidak terganggu.

Dirinya sendiri melihat fenomena sampah yang tak kunjung usai mengaku prihatin. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pemalang yang hingga kini belum bisa membangun infrastruktur mumpuni dalam pengolahan sampah jadi alasan utama mengapa sampah masih menumpuk di jalanan, dan kesadaran masyarakat untuk mengolah sampah juga turut ia soroti.

“Ya pemerintah sampai sekarang kan belum menyediakan infrastruktur untuk sampah, jadi mungkin yang dikeluhkan oleh masyarakat Pesalakan. Kalau ada infrastruktur mumpuni mungkin diperbolehkan dibuka, lalu sekarang masyarakat juga belum sadar untuk mengelola sampah sendiri,” ucapnya.

Selain kesulitan akses, gangguan lalat yang mulai masuk lingkungan masyarakat juga dikeluhkan oleh masyarakat Kelurahan Kebondalem yang bersebelahan langsung dengan TPST Pelutan. Ditambah musim hujan yang masih belum usai juga mengakibatkan bau sampah semakin menyengat karena pembusukan sampah lebih cepat ketika terkena air hujan. (fan/abd)