SEMARANG, Joglo Jateng – Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) Cabang Semarang berupaya menunjukkan rasa empati dan dukungan kepada anak penyintas kanker melalui program tahunan #BeraniGundul2025 di Mall Queencity. Kegiatan ini diperuntukkan bagi masyarakat yang ingin melakukan aksi nyata dengan mencukur rambutnya guna menyambut Hari Kanker Anak Sedunia pada 15 Februari mendatang.
Sebagai informasi, program ini dilakukan secara serentak di seluruh cabang YKAKI. Di antaranya, Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, Riau, Manado, Semarang, dan masih banyak lagi.
Ketua YKAKI Semarang, Vita Mahaswari mengatakan, sebanyak lebih dari 50 peserta berpartisipasi dalam aksi nyata ini. Dari 50 itu, 15 di antaranya mencukur botak rambutnya, sisanya mereka meminta untuk dirapikan atau memotong pendek rambutnya.
“Tahun ini paling banyak berdasarkan gender itu laki-laki dan saya melihat antusias masyarakat tentu bangga sekali karena setiap tahun meningkat (untuk berpartisipasi) dan orang-orangnya berbeda-beda, sehingga awareness (kepedulian) terhadap anak kanker semakin meluas,” ucapnya saat ditemui Joglo Jateng, akhir pekan lalu.
Lebih lanjut, ia menerangkan, program #BeraniGundul2025 ada yang spesial dari tahun sebelumnya. Yakni, YKAKI Semarang berkolaborasi dengan penyelenggara lari maraton Run Against Cancer (RAC) 2025, di mana pihaknya menjadi salah satu penerima manfaat dari penggalangan dana ini.
“Tentunya dengan banyaknya masyarakat dan runners (pelari) yang tahu (YKAKI) ini rasanya luar biasa karena rasanya usia YKAKI yang 8 tahun ini mendapat atensi yang luar biasa. Madura semakin paham bahwa anak YKAKI ini bisa sembuh tapi juga perlu dukungan dari semua pihak,” jelasnya.
Dirinya mengaku, sampai tahun ini, sebanyak 330 anak penderita kanker yang telah dibantu oleh YKAKI Semarang. Namun, 50 persen diantaranya tidak bisa tertolong.
“Harapannya kita bisa melakukan pergerakan membuat masyarakat tahu akan kanker pada anak. Ke depan kami melakukan sosialisasi edukasi ke masyarakat, blusukan ke posyandu, kelurahan tepatnya kepada kader PKK terkait dengan anak penderita kanker,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu orang tua peserta asal Aceh, Samsinar menyampaikan alasannya ia mengajak anaknya untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini karena ingin rambutnya terlihat rapi dan meramaikan acara yang diselenggarakan oleh YKAKI.
“Awalnya malu karena dia perempuan apalagi rambutnya rontok jadi dirapikan sekalian. Kebetulan anak saya juga penderita kanker,” ungkapnya.
Dalam aksi potong rambut massal ini, dirinya berharap kepada anaknya untuk tidak merasa minder kepada teman-temannya kalau rambutnya sering rontok karena menderita kanker. (int/gih)