2024, Realisasi Investasi Jateng Lampaui Target

SUASANA: Pekerja mengoperasikan alat berat saat meratakan tanah di salah satu lokasi Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) di Kabupaten Batang, beberapa waktu lalu. (HARVIYAN PERDANA PUTRA-ANTARA/JOGLO JATENG)

SEMARANG, Joglo Jateng – Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jateng, Sakina Rosellasari mengungkapkan, realisasi investasi di Jawa Tengah (Jateng) tahun 2024 mencapai Rp 88,4 triliun. Jumlah ini jauh melampaui target, yakni Rp 80,1 triliun.

“Realisasi investasi di Jawa Tengah tahun 2024 dari triwulan I,II,III, dan IV mencapai Rp 88,44 triliun,” jelas Sakina saat ditemui di kantornya, kemarin.

Di sisi lain, ada 65.815 proyek investasi tahun 2024 dari PMA dan PMDN yang telah mampu menyerap 411.013 orang tenaga kerja. Sedangkan sektor usaha yang paling banyak diminati dari PMA masih pada industri barang dari kulit dan alas kaki disusul industri tekstil. Sementara untuk PMDN sektor usahanya ialah perumahan, kawasan industri dan perkantoran.

Lebih lanjut Sakina mengaku Jawa Tengah menjadi urutan kelima capaian jumlah investasi di Pulau Jawa setelah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Banten. Kendati demikian, provinsi ini menjadi daerah dengan penyerapan tenaga kerja paling banyak.

Kepala DPMPTSP Provinsi Jateng, Sakina Rosellasari. (LU’LUIL MAKNUN/JOGLO JATENG)

“(Di Jawa Tengah, Red.) Serapan tenaga kerja tertinggi dibanding provinsi yang ada di sebelah-sebelah Pulau Jawa, meskipun kami kalah dengan nilai investasinya,” imbuhnya.

Lebih jauh, daerah di Jateng yang paling banyak diincar investor asing atau PMA ialah Kabupaten Kendal, Kabupaten Batang, Kabupaten Demak, Kota Semarang, serta Kabupaten Jepara. Sebab daerah ini memiliki kawasan industri dan ekonomi khusus.

“Kabupaten Kendal tertinggi, Demak, Batang, Jepara ini adalah yang memiliki kawasan industri dan ekonomi khusus. Ternyata ini menjadi magnet investasi, dan Jawa Tengah baru delapan, ini menjadi tantangan bagi Pemprov Jateng untuk menambah industri,” tegasnya.

Pihaknya pun berupaya untuk terus menambah kawasan industri di Jateng, terutama di bagian tengah. Dengan demikian, kawasan industri bisa tersebar di seluruh wilayah Jateng.

“Yang pasti kami mendorong pihak pelaku usaha untuk investasi di kawasan industri. Karena kawasan industri di Jateng masih di pantura. Adanya di Kota Semarang, Kendal, Batang, dan Demak. Yang bawah itu hanya satu di Cilacap, yang lainnya Jateng bagian Tengah belum ada kawasan industri. Padahal ada yang namanya RTRW-nya kawasan peruntukan industri, jadi kami memang bagian dari mempromosikan, mendorong pelaku usaha melakukan investasi di kawasan industri,” tandasnya. (luk/adf)