Kudus  

Gencarkan Promosi untuk Tingkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan PKG

KUNJUNGAN: Pj Bupati Kudus sedang meninjau Puskesmas Rejosari dalam pelaksanaan PKG pada Kamis, (13/2). (DYAH NURMAYA SARI/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) di Kabupaten Kudus yang dimulai pada 10 Februari 2025, tercatat masih belum optimal. Dengan sejumlah upaya yang terus dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat.

Program PKG ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kesehatan mereka, dengan sasaran yang mencakup bayi baru lahir, balita, anak-anak, dewasa, dan lanjut usia. Dalam rangka mendukung program ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus tengah gencar melakukan promosi untuk menarik lebih banyak masyarakat agar berpartisipasi dalam program kesehatan ini.

Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) menyasar berbagai kelompok umur, dimulai dari PKG hari ulang tahun dari bayi yang baru lahir (usia 0-2 hari), balita dan anak pra-sekolah (usia 1-6 tahun). PKG Sekolah mulai usia sekolah dan remaja (7-17 tahun), hingga dewasa dan lanjut usia (lebih dari 10 tahun). Selain itu, ada juga sasaran khusus untuk ibu hamil, bayi, dan anak-anak di bawah usia 6 tahun, yang mendapatkan pelayanan sesuai dengan standar kesehatan ibu dan anak.

Pj Bupati Kudus, Herda Helmijaya, menjelaskan, ini salah satu program hasil cepat dari kabinet Prabowo Astacita. Tujuannya mewujudkan masyarakat yang sehat dan sejahtera, tentunya menunjang generasi emas 2045. Ini salah satu program yang mendapat pujian yang menang.

“Kalau bisa diwujudkan di seluruh dunia, kita bisa memiliki data lengkap mengenai prevalensi penyakit tertentu di tiap wilayah dalam kurun waktu tertentu,” ucapnya pada Kamis, (13/2).

DAFTAR: Salah seorang masyarakat sedang mendaftar PKG di Puskesmas Rejosari Kamis, (13/2). (DYAH NURMAYA SARI/JOGLO JATENG)

Kepala Dinas Kesehatan Kudus, dr. Andini Aridewi turut menambahkan, pada tahap awal ini, 19 Puskesmas di Kabupaten Kudus siap memberikan pelayanan PKG Hari Ulang Tahun dengan mengoptimalkan sumber daya kesehatan yang ada. Laboratorium Kesehatan Kabupaten Kudus sebagai Laboratorium Kesehatan Masyarakat tingkat 2 pun telah menerima rujukan pemeriksaan laboratorium program PKG yang belum dapat dilakukan di Puskesmas.

Andini menyebutkan, dalam pelaksanaan program ini, sistem pendaftaran, pencatatan, pelaporan, serta monitoring evaluasi dilakukan melalui Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKN), seperti aplikasi Satu Sehat Mobile (SSM) dan website Aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK). Masyarakat bisa mengunduh aplikasi SSM di handphone mereka untuk mendaftar atau datang langsung ke Puskesmas dengan membawa bukti identitas diri.

Namun, meskipun upaya promosi telah dilakukan, sejumlah tantangan masih dihadapi dalam implementasi PKG. Menurutnya perlu melakukan upaya promosi kepada seluruh sasaran masyarakat di Kabupaten Kudus. Untuk hari ulang tahun, datang ke Puskesmas masing-masing. Bisa lewat Satu Sehat, bisa datang langsung bawa KTP KK, mereka memfasilitasi. Namun, masih terdapat kendala dalam hal kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan layanan ini.

Dia juga bekerja sama dengan lintas sektoral, seperti dukcapil, untuk pemenuhan Identitas Kependudukan (IKD). Harapannya kesadaran masyarakat akan pentingnya pemeriksaan kesehatan lebih meningkat. Terutama untuk langkah preventif yang dapat menekan angka penyakit.

Data sementara hingga hari ketiga pelaksanaan PKG, dari 10-12 Februari 2025, tercatat 132 orang telah mendaftar melalui aplikasi Satu Sehat Mobile, namun hanya 100 orang yang datang untuk mendapatkan pelayanan. Terdiri dari 48 bayi baru lahir, 6 balita dan anak prasekolah, 40 orang dewasa, dan 6 lansia. Dari hasil pemeriksaan, 72 orang dinyatakan sehat, 5 orang memerlukan perawatan lebih lanjut, dan 23 orang membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Rejosari, dr. Isna Noor Khilda menyatakan, meskipun pendaftaran di Puskesmas sudah dibuka, banyak masyarakat yang terkendala oleh teknologi.

“Sekitar 20 pendaftar. Sebenarnya mereka ingin mengikuti, namun terkendala teknologi. Padahal kami sudah menyiapkan pojok sehat, dan bisa melayani lewat WhatsApp di luar jam kerja,” ungkapnya.

Lebih lanjut, dr. Isna telah bekerja sama dengan kepala desa, kader TP PKK, dan berbagai media sosial untuk menyosialisasikan PKG. Harapannya, PKG ini bisa menjadi kebutuhan dan menjadi budaya masyarakat untuk melakukan screening kesehatan yang saat ini masih menjadi kendala bahkan di negara maju.

“Kami berharap masyarakat lebih sadar akan pentingnya memeriksakan kesehatan demi masa depan yang lebih sehat,” tandasnya. (uma/fat)