BLORA, Joglo Jateng – Peringatan Hari Pers Nasional tahun 2025 dan HUT PWI ke-79 Tingkat Jawa Tengah, dilaksanakan di Kabupaten Blora. Para peserta terdiri dari dua orang utusan dari 33 PWI kabupaten/kota, pengurus PWI Jawa Tengah dan Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) berkumpul sejak Jumat, 14 Februari 2025 di Azana Hill & Resort Blora.
Malam hari, para peserta dijamu oleh Bupati Blora dan jajarannya dengan makan malam di Warung Pecel Mbak Tun, salah satu legenda kuliner di Kabupaten yang memiliki luas 72,33 KM persegi itu. Usai santap malam dengan menu khas pecel pincuk daun jati, para peserta diajak untuk berkunjung ke Blora Creative Space, tempat pameran Seabad Pramoedya Ananta Toer.
Memasuki area pameran, kita disuguhi dengan pahatan-pahatan bonggol kayu jati nan indah yang dibuat oleh seniman-seniman Blora. Tak hanya pahatan dari kayu jati dan batu onyx, puluhan lukisan ptotret diri Pramoedya memenuhi dinding Blora Creative Space yang beralamat di Jalan Kolonel Sunadar, Nomor 28 Blora.
“Event pameran ini digelar selama satu bulan, mulai 6 Februari hingga 8 Maret 2025. Pameran ini untuk mengenalkan patung akar pohon jati yang hanya dimiliki Blora, namanya adalah gembol jati. Gembol jati ini sebenarnya pohon jati yang terkena virus, sehingga membentuk tonjolan-tonjolan kecil di batang jati. Tonjolan itulah yang menjadi ciri khas dan keunikan jati gembol,” tutur Pungky Adi Sulistyo, pemahat asal Blora, Jumat (14/02/2025) malam.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dekranasda, juga Ketua TP PKK Blora, Ainia Salicha mengatakan, digelarnya event akbar HPN ini membawa harapan agar para wartawan ikut mendengungkan potensi-potensi yang dimiliki oleh Blora.
“Pertama, tentunya kami ingin berterima kasih atas ditunjuknya Blora sebagai tempat peringatah HPN dan HUT PWI tingkat Provinsi Jawa Tengah. Dengan begitu banyak wartawan se-Jateng, kami melihat harapan agar teman-teman awak media menceritakan tentang Blora. Kami menitip suatu harapan besar dan optimisme yang menarik di Blora untuk diceritakan,” harap istri Bupati Blora, Arief Rohman ini.
Foto Ala Opening Film Mr BEAN
Tak hanya dibuat kagum oleh pahatan-pahatan akar dan bonggol kayu jati, para peserta HPN esok paginya, Sabtu (15/02/2025), diajak berkunjung ke Gua Terawang di kawasan Perhutani wilayah Desa Kedung Wungu, Kecamatan Todanan. Perjalanan dari hotel yang berada di Blora kota ke wisata eco park itu ditempuh menggunakan bis kurang lebih 1,5 jam. Perjalanan cukup panjang itu terbayar dengan pemandangan indah Gua Terawang yang dalam Bahasa Indonesia bisa diartikan juga dengan kata tembus (menerawang/tembus pandang).
Gua Terawang berada di ketinggian 129 mdpl, berada di kawasan hutan yang diampu oleh Perum Perhutani. Gua ini memiliki panjang sekitar 280 meter dan kedalaman, 5–33 meter. Keunikan gua yang juga disebut Gua Srawang ini adalah, dari mulut gua hingga akhir ada 5 terawang (atap gua yang terbuka). Terawang 3 dan 4 merupakan spot favorit untuk berfoto.
Pada terawang 3 ada cafe yang menyajikan berbagai menu makanan dan minuman serta kursi dan meja cafe yang ditata untuk para pengunjung bersantai. Terawang 4 menjadi favorit berfoto karena pada jam-jam tertentu (pukul 9.00-12.00), akan menghasilkan foto yang estetik. Pada jam yang tepat saat sinar matahari masuk lewat terawang 4, hasil foto akan mirip dalam opening Film Mr Bean saat Rowan Atkinson jatuh dari pesawat ruang angkasa.
Kabid Pariwisata Dinporabudpar Kabupaten Blora, Yeti Romdonah menjelaskan, Gua Terawang merupakan salah satu potensi pariwisata Blora yang dikelola oleh investor. Dibuka sejak akhir Desember 2024 lalu dan menjadi fenomenal karena memiliki cafe dan spot-spot foto indah di dalam gua.

“Gua Terawang dikelola oleh swasta, tugas Pemda adalah meningkatkan SDM pengelola dan prosedur manajemen agar pengelolaan sesuai dengan Perda Heritage. Gua terawang ini memilik8 stalaktit aktif, bagaimana agar tidak terganggu namun estetikanya juga masih bisa dinikmati pengunjung,” tutur Yeti.
Gua Terawang, menjadi salah situs yang didaftarkan untuk menjadi geoheritage. “Salah satu yang kami usulkan menjadi geoheritage ke Kementrian ESDM pada tahun 2024 lalu adalah Gua Terawang. Proses saat ini, sudah sampai pada penentuan lokasi, deliniasii (memetakan). Kami bekerjasama dengan Museuk Geologi Bandung dan UPN Yogyakarta,” tambah Yeti.
Selain Gua Terawang, yang memiliki stalaktit, stalagmit, flowstone, dan rongga di langit gua, beberapa situs yang.diusulkan menjadi geoheritage di Blora adalah Situs Ngandong, tempat ditemukannya fosil manusia homo erectus termuda. Kemudian Kawasan Sabrangan, kawasan yang memiliki lapisan batu pasir gampingan dan batu gamping pasirane. Lainnya adalah Situs Sungai Kalinanas, situs yang memiliki lapisan batu pasir gampingan dan sisipan batu gamping pasiran.
Dikunjungi 85.000 Pelancong
Yeni Erninaningsih dari Perhutani KPH Blora menjelaskan, Gua Terawang yang dikelola oleh investor, dibuka sejak tanggal 28 Desember 2024 lalu.
“Sejak dibuka, hingga terkini, sudah 85.000 pengunjung menikmati eksotisme Gua Terawang Ecopark. Konsepnya, menikmati tanpa harus merusak,” ungkap Yeni.
Gua ini, telah ada sejak haman ourba, pada jaman kolonial Belanda, Gua Terawang digunakan sebagai tempat pertemuan, tempat diskusi para bupati dan pejabat Blora di masa lampau.
Usai masuk dan menikmati hidangan di Cafe Terawang, kegiatan favorit pengunjung adalah memberi makan monyet yang ada di luar gua. Dengan pisang dan biji jagung yang bisa dibeli di sekitar area Gua Terawang, pengunjung diperbolehkan memberikan makan pada kawanan monyet tersebut.
Sementara itu, Ketua Panitia HPN Sunarto menjelaskan, agenda HPN pada Sabtu pagi (15/2) dimulai dengan City Tour ke Goa Terawang, Noyo Gimbal dan Kampung Samin. Selanjutnya malam harinya diadakan resepsi yang berisikan sambutan Pj gubernur, orasi jurnalistik, penyerahan penghargaan lomba jurnalistik, guru menulis, dan video tour city. (mrn/rds)