Pembangunan Pasar Winong dan Kaliboto Dipending Akibat Efisiensi Anggaran

SEPI: Pasar Darurat Winong di Desa Winong, Kecamatan Kutoarjo, Kabupaten Purworejo. (MARNIE/JOGLO JATENG)

PURWOREJO, Joglo Jateng – Beberapa pasar di Kabupaten Purworejo yang direncanakan dibangun pada tahun 2025 dipending kaibat adanya efisiensi anggaran. Dana yang telah direncanakan sebelumnya direfocusing untuk kegiatan lainnya.

Kebijakan itu sesuai dengan Inpres nomor 1 tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD TA 2025. Sesuai juga dengab Keputusan Menteri Keuangan (KMK) nomor 29 tahun 2025 tengang Penyesuaian Rincian Alokasi Transfer ke Daerah Menurut Provinsi/Kabupaten/Kota TA 2025 dalam Rangka Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD TA 2025.

“Untuk pembangunan Pasar Winong, Pasar Kaliboto dan fasilitas umum (fasum) Pasar Purworejo dipending hingga batas waktu yang belum ditentukan,” terang Kabid SPPP (Sarana Prasarana dan Perkembagan Perdagangan) pada Dinas KUKMP Purworejo di kantornya, Senin (17/02/2025).

Menurut Ari, untuk pembangunan Kaliboto sebelumnya dianggarkan Rp 3 miliar. Kemudian untuk membangun fasum di Pasar Purworejo meliputi musala dan penerangan jalan di dalam pasar, dianggarkan Rp700 juta. Sedangkan untuk Pasar Winong dianggarkan Rp4,5 miliar. Saat ini baru dibangun pasar darurat untuk menampung pedagang yang los dagangannya rusak.

Sedangkan untuk pembangunan pasar darurat Kutoarjo yang terbakar pertengahan tahun 2024 lalu, mendapat anggaran Rp5,8 miliar. Anggaran ini menggunakan APBD Kabupaten Purworejo TA 2025 yang bersumber dari PAD (Pendapatan Asli Daerah).

“Untuk pembangunan pasar darurat Kutoarjo, prosesnya masih menunggu LO (Legal Opinion) dari Kejaksaan. LO yang dimintakan untuk pembangunan pasar darurat dan pengakhiran kerja sama dengan PT Karsa Bayu Bangun Perkasa,” tutur Ari.

Pasar darurat itu nantinya akan dibangun di Jalan S Parman, Tanjung Anom dan Jalan MT Haryono Kutoarjo. Material menggunakan panel baja ringan, sehingga bisa dibongkar pasang.

Dari data yang ada, pasar darurta itu untuk 520 pedagang kios, los dan pelataran. Sedangkan kerugian akibat kebakaran Pasar Kutoarjo mencapai Rp50 miliar berupa dagangan dan bangunan. Untuk bangunan kerugian ditaksir Rp11 miliar, sisanya merupakan kerugian yang dialami para pedagang. (mrn/rds)