KUDUS, Joglo Jateng – Ketua DPRD Kudus, H. Masan mengungkapkan, efisiensi anggaran merupakan langkah yang perlu dilakukan. Hal ini guna memastikan penggunaan anggaran daerah lebih optimal dan bermanfaat bagi masyarakat.
Menurutnya, pemangkasan anggaran yang tidak terlalu penting akan membantu mengalokasikan dana ke sektor yang lebih prioritas. Seperti halnya kebutuhan alat tulis kantor (ATK) yang seharusnya berkurang karena digitalisasi, atau perjalanan dinas yang disesuaikan dengan edaran dari Menteri Dalam Negeri.
Masan menyatakan, efisiensi tidak hanya soal memangkas anggaran. Tetapi juga memastikan optimalisasi pendapatan dan belanja daerah.
Belanja daerah mencakup berbagai sektor, mulai dari belanja pegawai, operasional, hibah, hingga infrastruktur. Oleh karena itu, anggaran harus digunakan seefektif mungkin agar manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat.
“Dalam prosesnya, realisasi anggaran sering kali tidak mencapai 100 persen. Contohnya, belanja gaji yang dianggarkan Rp1 triliun, realisasinya bisa hanya sekitar 85 persen. Artinya, masih ada sisa sekitar Rp150 miliar yang bisa dialokasikan untuk hal lain,” jelasnya.
Masan juga menyoroti pentingnya optimalisasi belanja modal, khususnya untuk pembangunan infrastruktur. Menurutnya, anggaran yang tersisa dari berbagai pos belanja bisa digunakan untuk proyek-proyek yang lebih mendesak dan memberikan dampak langsung bagi masyarakat.
“Misalnya, dari sisa anggaran belanja pegawai sekitar Rp 150 miliar, jika digunakan untuk pembangunan jalan dengan anggaran Rp 2 miliar per titik, maka bisa membangun sekitar 75 titik jalan. Ini tentu lebih bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.
Selain itu, ia juga menegaskan, penyusunan anggaran harus realistis dan mendekati kondisi riil di lapangan. “Kita harus tahu hitung-hitungannya. Tidak mungkin belanja daerah bisa habis 100 persen, selalu ada selisih yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan lainnya,” tambahnya. (adm/fat)