SEMARANG, Joglo Jateng – Pengamat ekonomi Universitas Diponegoro (Undip), Wahyu Widodo turut angkat bicara terkait adanya respons negatif dari publik terkait diluncurkannya Daya Anagata Nusantara (Danantara). Menurutnya, ini merupakan hal wajar. Sebab belum ada gambaran jelas bagaimana Danantara bekerja nantinya.
“Ini sudah memicu respons negatif dari market. Karena yang namanya ketidakpastian itu akan diikuti respons negatif dari market,” ungkap Wahyu saat dihubungi melalui panggilan telepon, Minggu (2/3/25).
Wahyu pun mengaku belum dapat menerangkan risiko Danantara secara gamblang karena mekanismenya belum jelas disampaikan oleh Pemerintah. Namun, Wahyu menyoroti lahirnya Danantara disebabkan oleh inefisiensi BUMN.
“Kenapa dibentuk Danantara, itu kita sudah tahu alasannya. Kalau saya melihat, berarti ada indikasi kalau selama ini tata kelola investasi, terutama yang dilakukan oleh pemerintah melalui BUMN, itu ada inefisiensi. Artinya, tidak optimal seperti yang diharapkan untuk mendukung perekonomian,” jelasnya.
Pihaknya menyebut, tata kelola Danantara menjadi hal yang paling berisiko. Bahkan, Wahyu menilai respons negatif masyarakat soal Danantara itu wajar-wajar saja. Terlebih, cukup banyak gelombang negatif yang menerpa BUMN lainnya. Seperti Jiwasraya hingga Pertamina.
“Sebenarnya yang paling krusial itu ya tata kelola itu sendiri gitu akan seperti apa nantinya, yang desainnya mau seperti apa dari Danantara ini,” tegas Wahyu.