KUDUS, Joglo Jateng – Upaya memberikan pendidikan tentang bahaya merokok kepada anak-anak masih menjadi tantangan besar. Terutama ketika kebiasaan ini sudah terbentuk sejak lingkungan keluarga.
Kabid Kesmas DKK Kudus, Nuryanto menyampaikan, selain dampak kesehatan, kebiasaan merokok juga memiliki konsekuensi ekonomi bagi pelajar. Dalam konteks anak-anak yang masih bersekolah, uang yang seharusnya digunakan untuk kebutuhan pendidikan atau keperluan sehari-hari justru terpakai untuk membeli rokok.
“Dari sisi kesehatan, risiko yang ditimbulkan oleh merokok sangatlah berbahaya. Beberapa penyakit serius yang bisa muncul akibat kebiasaan ini antara lain kanker tenggorokan, kanker paru-paru, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), pneumonia, dan bronkitis,” jelasnya.
Tidak hanya itu, lanjutnya, merokok juga dapat menghambat perkembangan fisik dan kognitif anak-anak. Sehingga berdampak negatif pada prestasi akademik maupun kesehatan jangka panjang mereka.
“Meski demikian, di Kabupaten Kudus yang dikenal sebagai daerah penghasil rokok, pelarangan bukanlah hal yang mudah dilakukan. Kami tidak memiliki kewenangan untuk secara langsung melarang siswa merokok,” ujarnya.
Pendekatan yang digunakan adalah memberikan edukasi mengenai sisi baik dan buruk dari kebiasaan ini. Adapun beberapa faktor yang mendorong anak-anak mulai merokok di usia muda adalah rasa ingin diakui, keinginan untuk terlihat lebih dewasa, serta anggapan bahwa merokok adalah simbol keberanian dan kejantanan.
“Persepsi ini semakin kuat ketika anak-anak melihat lingkungan sekitar yang membentuk pola pikir tersebut. Maka sebagai langkah pencegahan, edukasi mengenai bahaya merokok perlu dilakukan secara berkelanjutan dengan melibatkan orang tua, guru, serta tenaga medis,” ungkapnya.
Selain itu, pendekatan berbasis pengalaman, seperti menampilkan testimoni dari mantan perokok yang mengalami dampak buruk secara langsung, bisa menjadi cara yang lebih efektif untuk menyadarkan anak-anak akan bahaya merokok.
“Harapannya, dengan adanya edukasi yang konsisten, anak-anak dapat memahami risiko merokok secara menyeluruh dan membuat keputusan yang lebih bijak dalam menjaga kesehatan mereka di masa depan,” pungkasnya. (cr9/fat)