Pati  

Serunya Berburu Takjil di Kampung Ramadhan Kajen, Surga Kuliner Santri

SUASANA: Ramainya pengunjung memadati Kampung Ramadan di Desa Kajen Pati, belum lama ini. (LUTHFI MAJID/JOGLO JATENG)

BERBURU takjil saat bulan Ramadhan memang mengasyikkan. Sampai terkadang, saking asyiknya mencari hidangan, sampai lupa kalau azan Magrib sudah hampir berkumandang.

Seperti halnya saat berkunjung ke Kampung Ramadhan Sumohadiwijayan yang berada di Desa Kajen Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati. Banyak sekali jajanan kuliner yang bisa dipilih para pengunjung saat datang ke tempat ini.

Ada puluhan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang berjualan di Kampung Ramadhan yang tepatnya berlokasi di Balai Desa Kajen. Mereka menjual berbagai hidangan, mulai makanan ringan, berat hingga minuman penghilang dahaga.

Tempat ini pun selalu menjadi jujugan untuk mencari hidangan berbuka. Baik itu warga sekitar maupun santri yang mondok di Kajen.

Desa Kajen sendiri dikenal secara luas sebagai tempatnya para santri. Ada Puluhan pondok pesantren berdiri di Bumi Mbah Mutamakkin itu.

Salah satu pengunjung, Wiji (25) mengaku puas bisa mencari hidangan berbuka puasa di Kampung Ramadhan Kajen. Selain banyak jajanan, suasana khas pesantren yang membuatnya nyaman.

“Sengaja memang datang ke sini. Kajen suasana kan berbeda. Banyak pondok-pondoknya. Jadi sore enaknya cari menu buka puasa di sini,” kata dia.

Sementara itu, Ketua Panitia Kampung Ramadan, Muhammad Sholihul Millah mengungkapkan kampung Ramadhan ini digelar selama 15 hari. Yakni mulai dari tanggal 1 sampai 15 Ramadan.

Dalam kampung Ramadhan ini, ada 50 stand UMKM yang didirikan. Uniknya, puluhan stand itu berbentuk kerucut dan menggunakan pernak-pernik dari bahan bekas.

“Jumlah stand yang ada di Kampung Ramadhan 2025 berjumlah 50 stand. Yang 25 stand memakai tenda dan non tenda 25,” terang dia.

Ia menuturkan, pelaku UMKM yang berjualan di sini tak hanya berasal dari Desa Kajen saja. Namun, juga ada penjual dari desa tetangga dan luar kecamatan Margoyoso. Para pengunjung setiap harinya pun selalu memadati kampung Ramadan ini.

“Hadirnya kampung Ramadhan ini dapat memikat daya tarik masyarakat untuk berkunjung mulai dari berfoto hingga mencari kuliner. Kebanyakan anak pondok, sisanya itu dari desa-desa sekitar,” pungkasnya. (lut/adf)