KUDUS, Joglo Jateng – Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Kabupaten Kudus mengalami peningkatan pada 2024 dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, di tingkat SMA, angka partisipasi masih belum mencapai 100%. Bahkan mengalami sedikit penurunan. Faktor ekonomi, akses sekolah, serta kasus bullying menjadi beberapa penyebab anak tidak melanjutkan pendidikan.
Statistisi Madya Badan Pusat Statistik (BPS) Kudus, Agung Kusuma menjelaskan, data terbaru menunjukkan peningkatan partisipasi di tingkat SD dan SMP. APS usia 7-12 tahun meningkat dari 99,83% pada 2023 menjadi 99,98% pada 2024. Untuk usia 13-15 tahun (tingkat SMP), terjadi lonjakan signifikan dari 95,42% menjadi 99,99%.
“Lonjakan APS di tingkat SMP ini cukup tinggi, naik sekitar 4%. Namun, untuk usia 16-18 tahun atau jenjang SMA, justru mengalami sedikit penurunan dari 66,27% di tahun 2023 menjadi 66,11% di tahun 2024,” ujarnya.
Menurutnya, penurunan APS di tingkat SMA menunjukkan masih banyak anak yang tidak melanjutkan sekolah setelah SMP. Penyebabnya beragam, mulai dari faktor ekonomi hingga tekanan sosial seperti bullying.
“Banyak anak yang putus sekolah bukan hanya karena masalah biaya, tetapi juga faktor non-ekonomi. Salah satunya ada kasus di mana seorang siswa SMK memutuskan berhenti sekolah karena mengalami bullying,” tambahnya.