KUDUS, Joglo Jateng – Volume sampah yang masuk ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kudus mengalami penurunan signifikan selama Ramadhan. Dari sebelumnya 179 ton per hari, kini hanya 125 ton per hari. Meski demikian, tumpukan sampah yang sudah menggunung membuat TPA ini masih dalam kondisi overload.
Bupati Kudus, Sam’ani Intakoris mengungkapkan, penurunan volume sampah ini berkat peningkatan kesadaran masyarakat dalam memilah sampah. Program pemilahan yang digalakkan di desa-desa terbukti efektif dalam mengurangi beban TPA.
“Selama Ramadhan ini jumlah sampah yang masuk lebih rendah karena adanya pemilahan di desa-desa,” ujar Sam’ani.
Selain upaya pemilahan di tingkat desa, perusahaan swasta melalui program corporate social responsibility (CSR) juga turut berperan dalam pengelolaan sampah organik. Sampah organik yang sebelumnya dibuang ke TPA kini dialihkan ke pihak swasta untuk diolah lagi.
Meskipun volume sampah yang masuk ke TPA berkurang, kondisi overload masih menjadi permasalahan utama. Sampah yang telah bertahun-tahun menumpuk masih perlu ditangani dengan solusi jangka panjang.
Pemkab Kudus tengah menyiapkan sistem Refuse Derived Fuel (RDF) sebagai solusi pengelolaan sampah. Metode ini akan mengolah sampah anorganik menjadi bahan bakar alternatif yang dapat menggantikan batu bara.