Figur  

Gen Z Peduli! Duta Aksi Sosial Angelia Ajak Anak Muda Berbaur dengan Disabilitas

Angelia Ramadhani. (DOK. PRIBADI/JOGLO JATENG)

TIDAK mudah bagi anak muda untuk mengajak teman sebaya atau Gen Z berbaur dengan teman-teman dari kelompok minoritas seperti penyandang disabilitas. Hal tersebut menjadi salah satu tantangan bagi Angelia Ramadhani (18) yang saat ini telah dinobatkan sebagai Duta Aksi Sosial Indonesia 2025, baru-baru ini.

Siswa SMAN 11 Semarang itu mengungkapkan, tugas utama dari seorang Duta Aksi Sosial bukan hanya sekadar peduli, berbagi dengan kelompok minoritas saja. Namun, juga mengajak masyarakat untuk berbaur dengan kelompok mayoritas dengan cara menunjukkan empati dan simpati.

“Gimana cara Angel untuk memberikan atau mengajak empati masyarakat khususnya teman-teman Angel sendiri itu dengan cara Angel bukan dengan cara Angel ‘Ayo kita gabung ke sini!’. Tetapi dengan menunjukkan aksi sosial yang dilakukan Angel melalui edukasi di akun media sosial saya,” ucapnya saat dihubungi Joglo Jateng, Selasa (18/3/25).

Salah satu contoh kegiatan yang dilakukan oleh Angel yang memiliki manfaat positif, salah satunya adalah mengajarkan bahasa isyarat kepada pengikutnya di akun media sosialnya.

“Di konten saya soal bahasa isyarat membuat orang jadi merasa belajar bahasa isyarat itu unik. Selain itu, ada juga cara mengajari anak-anak non difabel memberikan treatment kepada anak difabel. Sehingga itu yang mengetuk hati mereka sendiri,” jelasnya.

Menurutnya, hal tersebut menjadi solusi ampuh untuk anak muda agar belajar bersosialisasi dengan orang yang berbeda dari mereka secara mental. Sehingga mereka juga menjadi termotivasi untuk melakukan hal-hal baik seperti yang Angel tunjukkan.

Perempuan yang lahir pada 30 September 2006 itu juga mengatakan, tantangan tersulit lainnya, yaitu mengajak mereka untuk bisa membagi waktu antara sekolah dan bersosialisasi dengan kelompok minoritas. Pasalnya, beberapa diantara mereka memiliki keinginan untuk melakukan hal positif, namun terbatas dengan waktu.

“Jadi manajemen waktunya itu masih belum maksimal. Jadi salah satu cara mengatasinya, yaitu memastikan waktu senggang mereka kapan. Nantinya biar disesuaikan saja waktunya,” ungkapnya yang juga memiliki hobi menulis dan volunteering.