Suarakan Kerentanan Krisis Iklim Pesisir Utara melalui Pameran

MELIHAT: Salah satu pengunjung Syafa (26) saat mengamati salah satu karya dari Tim Timbulsloko, Demak dalam pameran bertajuk 'Akankah Pesisir Utara Jawa Tenggelam' di Rumah Po Han, belum lama ini. (FADILA INTAN QUDSTIA/JOGLO JATENG)

URBAN Citizenship Academy (UCA) dari Kota Kita menyuarakan kerentanan terhadap krisis iklim yang terjadi di daerah pesisir Utara melalui pameran karya. Kegiatan ini digelar mulai 14 Maret hingga 20 Maret 2025 di Rumah Po Han Jalan Kepodang No.64, Kelurahan Purwodinatan, Kecamatan Semarang Tengah.

Program Manager Kota Kita, Rizka Hidayani mengatakan, pameran yang bertajuk ‘Akankah Pesisir Utara Jawa Tenggelam’ ini, merupakan kumpulan karya yang dibuat oleh 24 peserta dari program UCA. Mereka terdiri dari, Undip, Unnes, Upgris, dan Unnisula. Termasuk anak-anak muda yang tinggal di Timbulsloko, Mangunharjo, dan Tambak Lorok.

“Sebagaimana kita tahu Semarang sebetulnya sangat terpapar terhadap dampak krisis iklim dan  pameran ini merupakan upaya anak-anak muda untuk menyuarakan sendiri sebenarnya kerentanan di pesisir itu seperti apa,” ucapnya saat ditemui Joglo Jateng, belum lama ini.

Selain itu, pameran ini diadakan dengan tujuan agar masyarakat memiliki kepedulian yang lebih luas tentang isu iklim. Hal itu lantaran, tidak semua masyarakat Kota Semarang tahu banyak soal kerentanan yang dialami oleh masyarakat pesisir.

Sebagai informasi, pameran ini merupakan salah satu bagian program dari UCA yang dibuat oleh Kota Kita yang bekerja sama dengan banyak dari kolaborator. Baik dari Semarang maupun luar Semarang, seperti Walhi, Koalisi Malah Dadi Segoro, Iklimku dan Project Multatuli sebagai mentor dalam prosesnya.

Ia melanjutkan, tujuan dari program ini adalah mendorong partisipasi aktif anak muda dalam mengenali isu lingkungan yang ada di sekitarnya. Seperti contohnya, di lingkungan sekitar mereka, atau lingkungan tempat tinggal mereka sendiri.

“Seperti yang dilihat di instalasi yang ada pameran ini menggambarkan gimana sih struggle-nya masyarakat pesisir dalam menavigasi kehidupan sehari-hari di pesisir,” jelasnya.