Kupat Jembut, Santapan Nikmat dengan Sejarah Panjang

SUASANA: Anak-anak saat mengantre meminta ketupat jembut dan uang kepada para sesepuh di Kampung Pedurungan Tengah Semarang, Senin (7/4/25). (LU'LUIL MAKNUN/JOGLO JATENG)

SEMARANG, Joglo Jateng – Syawalan menjadi momen menyenangkan bagi masyarakat di Kampung Jaten Cilik RW 6, Kelurahan Pedurungan Tengah, Kota Semarang. Setelah salat subuh berjamaah di Masjid Roudhotul Muttaqin, suara petasan dan kembang api saling bersaut menjadi tanda tradisi syawalan di wilayah itu mulai.

Empat tampah berisi kupat jembut digelar di masjid untuk dibagikan setelah doa bersama. Anak-anak hingga orang dewasa memadati sekitar Masjid Roudhotul Muttaqin.

Terlihat mereka sudah bersiap dengan membawa plastik kresek untuk menjadi wadah mereka beraksi pagi itu. Tak lama kemudian terdengar suara tiang listrik diketuk-ketuk dan anak-anak lari menuju sumber suara. Di sana seorang warga sudah bersiap dengan ketupat dan uang untuk anak-anak.

“Bangun dari Adzan Subuh, happy dapat ketupat dan tambahan uang bisa untuk ditabung,” kata Ahamd Al-Kautsar (14) Kelas 7 SMP, Senin (7/4/25).

Beda dengan kampung Jaten Cilik, pembagian Kupat Jembut di RW 1 Pedurungan Tengah berlangsung lebih tertib karena pembagian ketupat dan uang dilakukan bergilir, tidak dengan mengikuti sumber suara. Anak-anak berbaris rapi kemudian mendatangi satu per satu rumah warga yang menyiapkan ketupat ataupun uang.