Hangatkan Syawal, SD 3 Jepang Gelar Makan Bersama

ANTRE: Para guru SD 3 Jepang Kudus memberikan makanan kepada para siswa pada tradisi tahunan makan bersama dan halal bihalal, belum lama ini. (DOK. PRIBADI/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Suasana hangat dan penuh kebersamaan, mewarnai hari pertama masuk sekolah di SD 3 Jepang Kudus usai libur Idulfitri. Seperti tradisi tahunan, sekolah ini menggelar kegiatan makan bersama dan halal bihalal.

Kepala SD 3 Jepang Kudus, Eko Mardiana menyampaikan, gelaran tersebut sebagai bentuk penghormatan terhadap momen Syawal. Selain itu juga sebagai ajang mempererat tali silaturahmi antar elemen sekolah.

“Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, menu makanan tidak lagi dibawa dari rumah masing-masing. Kali ini, seluruh sajian kami siapkan langsung dengan bantuan orang tua siswa. Baik dalam bentuk ide, tenaga, waktu, maupun dana,” ungkapnya.

Pihaknya menambahkan, seluruh elemen sekolah menyambut antusias kegiatan ini. Dimana dianggap sebagai momen penting membangun keharmonisan.

“Kami memulai dengan bersalaman, lalu dilanjutkan makan bersama. Ini bukan hanya rutinitas tahunan, tapi juga bentuk komunikasi yang hangat antar warga sekolah,” ujarnya.

POTRET: Siswa siswi SD 3 Jepang Kudus tersenyum senang mengikuti kegiatan makan bersama dalam menyambut pembelajaran setelah lebaran, belum lama ini. (DOK. PRIBADI/JOGLO JATENG)

Makan bersama tidak hanya menjadi simbol kebersamaan. Tetapi juga sarana efektif menumbuhkan hubungan sosial yang positif antara siswa, guru, dan orang tua.

“Anak-anak pun tampak senang mengikuti acara ini, karena berlangsung santai dan menyenangkan. Menjadi pelepas rindu sebelum kembali ke rutinitas belajar,” imbuhnya.

Guru-guru bertugas sebagai fasilitator untuk memastikan kegiatan berjalan tertib dan khidmat. Kebersamaan dalam satu tempat tanpa memandang latar belakang, menciptakan atmosfer inklusif yang memperkuat rasa saling menghargai di lingkungan sekolah.

“Anak-anak terlihat sangat menikmati. Karena ini bukan pembelajaran formal di kelas, mereka merasa lebih bebas dan bahagia. Ini bisa menjadi sarana refreshing sekaligus transisi yang menyenangkan sebelum kembali ke pelajaran,” ucapnya.

Selain membentuk kedekatan emosional, kegiatan ini juga menjadi media pembelajaran nilai budaya dan tradisi. Halal bihalal sebagai bagian dari warisan sosial bangsa diperkenalkan melalui cara yang sederhana namun bermakna.

“Makan bersama bukan hanya mengisi perut, namun juga menumbuhkan semangat. Menanamkan nilai-nilai sosial, budaya, dan agama. Serta memperkuat kolaborasi antara sekolah dan orang tua demi menciptakan lingkungan belajar yang harmonis sekaligus menyenangkan,” pungkasnya. (cr9/fat)