DEMAK, Joglo Jateng – Program pemutihan pajak kendaraan bermotor yang digagas Pemerintah Provinsi Jawa Tengah disambut antusias masyarakat Kabupaten Demak. Sejak hari ketiga pelaksanaan, Kamis (10/4), Kantor Samsat Demak dipadati warga yang ingin memanfaatkan keringanan pajak tersebut.
Kepala Samsat Demak, Haripahwati Septi Rahayu menyampaikan, lonjakan jumlah wajib pajak yang datang langsung berdampak pada peningkatan penerimaan pajak harian. Dari semula Rp300–400 juta per hari, kini mencapai Rp925 juta.
Program pemutihan ini berlaku mulai 8 April hingga 30 Juni 2025. Masyarakat yang memiliki tunggakan pajak kendaraan bermotor tahun 2024 ke bawah berkesempatan mendapatkan pembebasan pokok pajak dan sanksi administratif berupa denda.
Namun, Rahayu menjelaskan, untuk dapat menikmati program ini, pemilik kendaraan tetap harus membayar pajak tahun berjalan secara penuh. “Kalau ada keterlambatan di tahun berjalan, dendanya tetap harus dibayar. Tapi tunggakan tahun-tahun sebelumnya dibebaskan, baik pokok maupun dendanya,” jelasnya.
Lonjakan jumlah wajib pajak yang datang ke kantor Samsat juga menunjukkan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya memenuhi kewajiban pajak kendaraan. Hal ini dinilai sebagai sinyal positif bagi pembangunan daerah.
“Pajak adalah bagian dari tanggung jawab kita bersama untuk membangun daerah. Dengan meningkatnya kepatuhan masyarakat, kita optimistis pembangunan di Demak bisa lebih maju,” tutur Yayuk.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak hanya menunggu program pemutihan. Akan tetapi menjadikan pembayaran pajak sebagai rutinitas tahunan yang perlu dijalankan dengan kesadaran penuh.
“Program ini memang membantu, tapi kesadaran mandiri jauh lebih penting. Agar pelayanan publik dan infrastruktur bisa terus ditingkatkan,” tambahnya.
Pihaknya berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan terbaik selama program ini berlangsung. Agar proses pembayaran berjalan lancar dan nyaman bagi masyarakat. (adm/fat)
