“Teruslah bermimpi, teruslah bermimpi, bermimpilah selama engkau dapat bermimpi! Bila tiada bermimpi, apakah jadinya hidup! Kehidupan yang sebenarnya kejam.”
Untaian kata-kata RA Kartini di atas sangat sarat makna, mengalirkan energi dobrak dan memacu semangat untuk hidup lebih baik dengan memulai dari “mimpi”, suatu proses bawah sadar yang bisa dialami setiap manusia. Mungkin saja saat kata-kata di atas beliau tuturkan, diskursus tentang betapa dahsyatnya kekuatan alam bawah sadar dalam hampir semua dimensi kehidupan manusia belum pernah mengemuka. Bisa jadi kajian psikologi belum seluas dan sekomprehensif seperti saat ini.
Pada masa di mana RA Kartini berkhidmat untuk bangsanya, tuturan-tuturan heroik membangkitkan semangat juang dan nasionalisme memang hanya diucapkan oleh tidak banyak individu. Di samping karena kalangan intelektual saat itu jumlahnya terbatas, juga karena belum menyebar atau merata rasa kepedulian terhadap bangsanya yang terjajah.
Di masa itu, dominasi kekuasaan dan bagaimana cara memperolehnya masih merupakan suatu hal yang utama, sehingga muncul berbagai perilaku dan tutur kata yang tidak berpihak kepada bangsa yang terjajah.
Apa yang dituturkan oleh RA Kartini menjadi pertanda betapa pemikiran dan penghayatan beliau terhadap kehidupan benar-benar melampaui zamannya. Sebagai contoh lain, dalam kesempatan berbeda ketika berbicara tentang kehidupan, beliau menyampaikan, “Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi satu-satunya hal yang benar-benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri.”
Mungkin kalimat-kalimat di atas terasa sederhana dan biasa jika disimak saat ini. Atau boleh dikatakan tidak ada yang istimewa pada apa yang dituturkan oleh RA Kartini. Namun, tidak bisa dimungkiri bahwa pada masa itu, kekuatan kata-kata para tokoh bangsa memiliki kekuatan motivasional yang luar biasa dahsyat, mengandung energi dan kekuatan daya juang luar biasa. Tuturan-tuturan itu bagaikan menghipnotis sebagian besar anak bangsa untuk mendobrak semua belenggu kehidupan.
Hipnotik – Hipnotalk
Sesuatu disebut hipnotik jika bekerja atau memiliki efek kerja yang berkaitan dengan aktivitas susunan saraf pusat (SSP). Ini kemudian menimbulkan rasa kantuk, mempermudah proses tidur, meningkatkan kualitas tidur, mempertahankan, atau memperpanjang tidur yang menyerupai tidur normal.
Jika dikaitkan dengan pengobatan medis, maka terapi hipnotik bisa menggunakan obat-obatan yang bersifat sedatif, yakni obat yang dikenal untuk menenangkan atau meredakan kecemasan dengan mengurangi respons emosi.
Dalam perkembangannya, hipnotis kemudian bisa digunakan untuk menstimulasi seseorang melakukan sesuatu hal di luar kesadaran atau kontrol dari yang bersangkutan. Berawal dari sini, kemudian lahir berbagai aktivitas hipnotis yang berujung pada tindak penipuan antarsesama manusia yang jelas sangat merugikan korban. Namun, banyak juga cerita positif tentang penggunaan hipnotis dalam pendidikan karakter, kedisiplinan, kejujuran, dan sebagainya.
Jika dilakukan dalam konteks pendidikan atau konteks lainnya di mana terjadi komunikasi kebahasaan (verbal), istilah hipnotis dikenal dengan istilah yang hampir sama yaitu “hipnotalk”. Istilah itu merujuk pada penggunaan kata/kalimat atau tuturan-tuturan yang memiliki efek hipnotik, sebagaimana obat atau zat yang digunakan untuk membantu tidur atau menenangkan sistem saraf pusat.
Selain itu, bisa juga dimaknai sebagai tutur kata yang menghipnotis pendengar untuk melakukan sesuatu di luar kesadarannya atau di luar kapasitas berpikir dan keilmuannya. Ada juga referensi yang menyebut bahwa hipnotalk merupakan istilah yang berkaitan dengan teknik atau metode berbicara yang menggunakan teknik hipnosis sehingga kemudian disebut sebagai hipnotalk.
Pembicaraan yang bersifat hipnosis adalah komunikasi yang dilakukan untuk membawa seseorang ke dalam kondisi hipnosis, yaitu suatu keadaan kesadaran di mana seseorang menjadi sangat santai, fokus, dan mudah menerima saran dari pembicara atau hipnotis. Ketika ini terjadi, pikiran kritis berkurang dan pikiran bawah sadar menjadi lebih aktif. Akibatnya, pesan atau sugesti yang disampaikan lebih mudah diterima tanpa perlawanan.