Opini  

Peta Jalan Terbaru Langkah Bidak Catur Politik Luar Negeri Republik Indonesia

Oleh: Alfat Maulana, S.IP, M. ikom
(Alumni S1 Fisip HI Universitas Nasional
Alumni Magister Manajemen Komunikasi Politik Interstudi

 

Indonesia dibawah kepemimpinan Presiden Prabowo sedang membangun peta jalan baru bernuansa strategis dalam menjalankan politik luar negeri bebas aktif, langkah taktis ini bukan sembarangan, publik bisa menilai dan melihat sehingga bisa merasakan energi bangsa bekerja secara positif.

Beberapa kunjungan kenegaraannya ke negara timur tengah dan turki ini sesuai prinsip Konferensi Asia Afrika pada 18 April 1955 yang melahirkan dasasila bandung dimana isinya apabila mau dikongritisasi di dalam pertemuan akbar tersebut berbicara peran dunia ketiga dalam membangun konsolidasi ekonomi dan dekolonisasi.

Lalu apa keuntungan politik nasional di dapat sesuai kepentingan nasional, disini kita lihat Presiden Prabowo sedang memainkan peran strategis diantara perseteruan dua matahari kembar soal tarif dagang antara amerika serikat VS China.

Beberapa point point strategis lawatan Presiden Prabowo ke beberapa Negara di Timur Tengah dan Turki antara lain :

Di Uni Emirat Arab Presiden Prabowo bertemu dengan Presiden Mohammed bin Zayed Al Nahyan, kedua pemimpin yang mewakili rakyat dan negaranya masing masing membuku emaskan perjanjian antara lain di sektoral energi, pertahanan, dan pembangunan ekonomi yang ini terikat di dalam perjanjian antar pemerintah dan perjanjian di dalam badan usaha milik negara, dalam perspektif geoekonomi Indonesia sedang membangun hubungan kemitraan strategis yang erat dengan Umi Emirat Arab.

Di Ankara, Presiden Prabowo bertemu secara politik diplomatik oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan, dimana keduanya memimpin pertemuan pertama Dewan Kerja sama Strategis Tingkat Tinggi, membahas isu isu geopolitik regional seperti konflik Gaza dan menegaskan dukungan terhadap solusi dua untuk Palestina.

Kesimpulan dari pertemuan ini juga membuku emaskan perjanjian di bidang perdagangan, investasi, pendidikan,energi, pertanian, kesehatan dan layanan keagamaan, di dalam pertemuan penting ini juga melahirkan point atau kesepakatan politik luar negeri yang menjadi terobosan baru dalam kepentingan nasional yaitu pembangunan pabrik drone tempur baykar di Indonesia, ini sangat berkorelatif sebagai jangkar keamanan nasional Indonesia dalam menjaga teritorial dari sudut kewilayahan basis geopolitik secara terkhusus untuk melakukan peniadaan ancaman terlebih dahulu apabila ada gangguan secara potensial.

Di Mesir, Presiden Prabowo bertemu dengan Presiden Abdel Fattah El-Sisi. Keduanya bersepakat secara nyata dan tegas pentingnya gencatan senjata di Gaza dan mendukung kemerdekaan Palestina melalui solusi dua negara dan disamping itu antara Indonesia dan Mesir juga melakukan pembahasan kerjasama bilateral, termasuk planing pembentukan Preferetial Trade Agreement ( PTA ) dan promosi budaya seperti pencak silat, yang saat ini menjadi salah satu budaya yang amat digandrungi pemuda Mesir.

Di Yordania, Presiden Prabowo berjumpa dengan kawan lama yakni dengan Raja Abdullah II untuk membahas isu isu strategis Geopolitik Kawasan dan kerja sama strategis. Kunjungan ini ditutup dengan sejumlah Nota kesepahaman yang memperkuat hubungan bilateral Indonesia dan Yornadina.

Disini harus kita lihat bahwa sekali lagi Indonesia sedang menjadi pemain kunci di bawah kekuatan Kepemimpinan Presiden Prabowo yang saat ini sedang menjalan politik luar negeri bebas aktif dan tidak mau terperangkap dalam perseteruan perang tarif secara brutal antara Amerika Serikat Vs China.

Tinggal gimana caranya keuntungan diplomatis yang diperoleh hasil dari lawatan tersebut bisa diterjemahkan secara kongkrit oleh para jajaran kabinet menjadi kerja eksekusi yang nyata, dimana hilirisasi dari lawatan itu adalah rakyat yang diuntungkan, dimakmurkan, target pertumbuhan ekonomi 8% tercapai, APBN tidak jadi berat, dan pemerataan lapangan pekerjaan tercipta secara adil.

Indonesia sebagai Nation – State hari ini dan seterusnya harus bergerak sangat cepet dan terus membangun langkah strategis ditengah arus perseteruan para negara besar di dalam gymnasium global.

Without country you have neither name, nor flag, nor voice among mankind.”
(“Tanpa tanah air, kamu tidak memiliki nama, tidak memiliki bendera, dan tidak memiliki suara di antara umat manusia.”)

-Giuseppe Mazzini ( 1805 – 1872 )-
Tokoh revolusioner Italia