Peringati 38 Tahun, Museum Tosan Aji Gelar Pameran Temporer

KUNJUNGI: Wakil Bupati Purworejo Dion Agasi Setiabudi mengunjungi salah satu stand pameran Museum Tosan Aji. (MARNIE/JOGLO JATENG)

PURWOREJO, Joglo Jateng – Di tengah hegemoni budaya asing yang sudah cukup mengakar di Indonesia, anak-anak muda dinilai jangan sampai lupa budaya sendiri. Pasalnya, para penerus bangsa kini butuh memahami identitas dari mana asalnya. Maka, teknologi yang berkembang luar biasa harus dimanfaatkan secara bijak guna menjaga akar budaya bangsa.

Wakil Bupati Purworejo Dion Agasi Setiabudi mengatakan, tujuan utama dari sebuah museum adalah memelihara dan mengembangkan peninggalan para leluhur. Hal itu dilontarkannya usai membuka Pameran Temporer Museum Tosan Aji Purworejo, Kamis (24/4/25).

“Yang menjadi otokritik, setiap melihat peninggalan, kita selalu memandang dengan logika mistik atau klenik. Padahal sebenarnya, setiap peninggalan itu selalu ada kisah dan narasinya masing-masing. Itu yang jadi akar sejarah yang harus dipahami,” kata politikus PDIP itu.

Saat mengunjungi museum, pengunjung harus bisa mendapatkan informasi utuh, bukan sekadar benda peninggalan sebagai obyek. Pengunjung harus mengetahui, akar sejarah kita. Tanpa perjuangan pendahulu, tidak bisa berada di titik sekarang. Kewajiban bersama kita adalah menjaganya.

“Lalu ada yang menarik, kalau berkaca dengan India, di sana ada cerita Mahabarata. Pewayangan kini selalu mengambil cerita dari kisah Mahabarata. Maysrakat India menjaga betul kisah itu. Di sana, jika ada masalah sosial selalu dikaitkan. Nilai-nilai dalam kisah Mahabarata relevan dipakai,” jelasnya.