KUDUS, Joglo Jateng – Event Sepeda Gunung yang digelar di Desa Ternadi, Kecamatan Dawe, Kudus, kembali menarik perhatian para pecinta olahraga ekstrem.
Menjadi seri pembuka di awal tahun, trek di kawasan pegunungan Muria ini menawarkan tantangan baru yang lebih halus dan cepat, hasil dari perbaikan rutin oleh panitia.
Aditya Nugraha selaku penanggung jawab acara menyampaikan bahwa kondisi lintasan tahun ini sangat ideal.
“Beberapa hari sebelum event sempat turun hujan deras, tapi justru membuat trek jadi prime condition. Tidak berdebu, tidak licin. Grip sepeda jadi maksimal,” ujarnya.
Hal tersebut diperkuat dari catatan waktu peserta yang lebih cepat dibandingkan tahun sebelumnya.
“Seeding time tercepat hampir menyentuh angka 3 menit, lebih cepat dari tahun lalu yang sekitar 3 menit 4 detik. Ini membuktikan trek jauh lebih mulus dan mendukung kecepatan tinggi,” tambahnya.
Bahkan, sebanyak 86 peserta dari berbagai daerah ikut ambil bagian dalam event ini.
Salah satu trek paling menantang berada di area Mas Cediro yang dikenal memiliki elevasi tinggi dan menuntut ketelitian dalam memilih jalur.
“Speed tinggi dengan tingkat kesalahan yang harus minim, jadi rider harus jeli menentukan kapan ngerem dan kapan mulai pedaling,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Ternadi, Arif Wahono, menilai kegiatan ini berdampak positif bagi desa.
Ia menyebut event downhill secara rutin digelar dalam beberapa tahun terakhir dan mampu mengangkat nama Ternadi hingga ke luar kota.
“Event ini membuat Ternadi lebih dikenal. UMKM juga terbantu karena pengunjung ramai,” ujarnya.
Ia menambahkan, warga sekitar terutama pemilik warung turut diberdayakan melalui sistem katering dan lapak jualan saat event berlangsung.
“Saat ini ada sekitar tiga warung aktif. Kalau event besar seperti ini, pasti ramai pembeli,” pungkasnya.