Generasi Z Latihan Pramuka, Lepas Gadget Sejenak

KOMPAK: Siswi SD N 3 Barongan Kudus mengikuti pesta siaga Kwartir Ranting Kota dengan semangat dan penuh kekompakan, baru-baru ini. (DOK. PRIBADI/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Suasana hangat penuh semangat terlihat di SD 3 Barongan Kudus, setiap kali para siswa berkumpul untuk latihan pramuka. Meski zaman telah berubah. Dengan anak-anak generasi Z, yang begitu akrab dengan gawai di tangan, semangat untuk menanamkan nilai-nilai karakter lewat kegiatan pramuka tetap dijaga dan diperjuangkan.

Kepala SD N 3 Barongan Kudus, Dewi Sofiyati menyebutkan, persiapan menghadapi Pesta Siaga tahun ini bukanlah hal yang dilakukan secara mendadak. Latihan telah dimulai sejak sebelum Ramadan.

“Meskipun sebelumnya, para siswa juga telah rutin mengikuti kegiatan pramuka mingguan yang dibagi sesuai jenjang. Untuk pramuka siaga dilakukan pada minggu ganjil. Sedangkan pramuka penggalang dijadwalkan pada minggu genap,” jelasnya.

Jadwal ini disusun, agar pembinaan bisa berjalan optimal. Tanpa membebani siswa secara berlebihan. Harapan besar disematkan kepada tim putra kedepannya, agar bisa mengikuti jejak prestasi tim putri yang lebih dulu meraih juara.

Lebih dari sekadar meraih piala, pembina pramuka, Musrifah menyampaikan tujuan utama kegiatan ini. Yakni membentuk pribadi anak yang tangguh, disiplin, dan berkarakter.

“Dalam setiap baris mereka bentuk, aba-aba yang anak-anak patuhi, serta nilai-nilai. Seperti cinta tanah air, bakti pada orang tua, dan sikap hemat diiringi rendah hati, disisipkan secara perlahan namun pasti,” ungkapnya.

Di tengah dunia digital yang begitu menggoda, pramuka hadir sebagai ruang alternatif. Dengan mengajak anak-anak kembali mengenal diri dan lingkungannya secara langsung.

“Latihan-latihan fisik ringan, kerja tim, dan permainan tradisional. Menjadi sarana untuk membangun motorik, sekaligus memperkuat ikatan sosial antar teman. Hal-hal sederhana ini justru menjadi kunci untuk melatih kepemimpinan sejak usia dini,” ujarnya.

Pihak sekolah berharap, kegiatan ini terus berkembang. Bukan hanya sebagai agenda tahunan atau formalitas semata, melainkan sarana pembinaan karakter yang berkelanjutan.

“Karena dalam dunia yang serba cepat seperti sekarang, anak-anak tetap memerlukan ruang. Untuk belajar menjadi manusia seutuhnya. Yang tangguh, peka, dan siap menjadi penerus bangsa,” pungkasnya. (cr9/fat)