Bandara ‎‎Ngloram Belum Prioritas, Dewan Dorong Branding Wisata Blora

RESMI: ‎‎Penampakan Bandara Ngloram Blora saat diresmikan Mantan Presiden Joko Widodo, tahun kemarin. (ADAM NAUFALDO/JOGLO JATENG)

BLORA, Joglo Jateng  – Anggota DPRD Blora, H Ahmad Fahim Mulabby menyatakan dukungan terhadap upaya menghidupkan kembali Bandara Ngloram. Namun, tetap memberi catatan penting terkait kesiapan daerah. Terutama dari sisi potensi pendukung seperti pariwisata, UMKM, dan infrastruktur.

Pria yang akrab disapa Gus Fahim itu menyampaikan, pengembangan Bandara Ngloram tidak bisa dilepaskan dari kemampuan Blora mengelola dan mempromosikan potensi lokal. Ia mencontohkan Gua Terawang di Kecamatan Todanan yang memiliki daya tarik tersendiri.

Tempat wisata ini, menurutnya, perlu terus dibranding dan dipromosikan secara serius. Agar dapat menjadi magnet kunjungan.

“‎‎Kalau mau bandara itu bergeliat, pertanyaannya, pariwisata di sekitarnya seperti apa? Apakah menarik dan layak dikunjungi wisatawan dari luar? Wisata lain yang sudah ada juga harus dipoles. Kalau potensi daerah kuat, tidak menutup kemungkinan orang luar mau datang dan memilih naik pesawat,” jelasnya.

‎‎Tak hanya wisata, dia juga menekankan pentingnya mengangkat sektor lain seperti kuliner khas dan UMKM Blora sebagai pendukung ekosistem pariwisata. Dengan demikian, keberadaan Bandara Ngloram bisa berdampak langsung terhadap perekonomian masyarakat.

‎Meski demikian, ia menyarankan agar bandara tersebut difungsikan terlebih dahulu untuk kebutuhan non-komersial. Misalnya sebagai lokasi pelatihan atau sekolah penerbangan.

“Kalau untuk komersial masih berat. Tapi untuk sekolah penerbangan, saya rasa lebih realistis,” tambahnya.

‎Ia juga menyebut salah satu kendala utama adalah preferensi masyarakat. ‎Gus Fahim menegaskan, perhatian pada pengembangan potensi lokal harus menjadi prioritas utama agar Bandara Ngloram benar-benar memberi manfaat nyata bagi Blora.

‎“”Orang-orang lebih memilih ke Bandara Solo karena aksesnya sudah bagus. Dari Tunjungan ke Solo hanya dua jam lewat Getas. Sementara ke Ngloram butuh satu jam, tapi fasilitas dan pilihannya belum semenarik Solo,” tutupnya. (adm/fat)