Komunitas Belajar Guru Wujudkan Mutu Pendidikan Berkualitas

KUMPUL: Kepala sekolah dan seluruh guru SMP N 2 Jati Kudus saling berdiskusi untuk peningkatan mutu pendidikan di sekolah, baru-baru ini. (DOK. PRIBADI/JOGLO JATENG)

KUDUS, Joglo Jateng – Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, tidak hanya dilakukan melalui kegiatan pembelajaran bersama peserta didik. Melainkan juga dari dalam ruang guru sendiri.

Di SMP N 2 Jati Kudus, semangat peningkatan kualitas ditunjukkan melalui komunitas belajar. Dimana di dalamnya menjadi sarana refleksi, berbagi praktik baik, serta solusi dari permasalahan nyata, yang dihadapi para pendidik dalam proses mengajar sehari-hari.

Kepala SMP N 2 Jati Kudus, Sarpani melalui Seksi Kurikulum, Ella Ayuningtyas menyampaikan, kegiatan komunitas belajar ini biasanya dilaksanakan setiap Selasa, setelah jam pulang sekolah. Dalam forum ini, guru berkumpul dan saling membuka ruang diskusi.

“Mereka dengan terbuka menyampaikan kendala, tantangan, atau strategi yang telah diterapkan. Lalu mendapatkan tanggapan dari rekan sejawat. Tidak jarang, dari sinilah muncul berbagai ide segar yang bisa diterapkan guru lainnya di kelas masing-masing,” ungkapnya.

Selain komunitas internal sekolah, lanjutnya, para guru juga aktif mengikuti kegiatan yang lebih luas melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Forum ini menjadi wadah, antar-guru dari sekolah yang berbeda untuk saling bertukar metode pengajaran.

“Kami juga berdiskusi tentang penyusunan soal, pengembangan materi ajar, hingga penggunaan pendekatan baru. Dimana akan  disesuaikan dengan karakteristik siswa zaman sekarang,” ujarnya.

Tidak berhenti di situ, peningkatan profesionalisme guru juga didukung melalui kegiatan In House Training (IHT) serta lokakarya. Guru-guru yang sudah pernah mendapatkan pelatihan eksternal, juga diminta untuk memberikan pengimbasan kepada rekan kerja di sekolah.

“Tujuannya, agar ilmu dan pengalaman yang telah diperoleh tidak berhenti pada individu. Tetapi menjadi referensi yang bermanfaat bagi seluruh tim pengajar,” imbuhnya.

Semangat kolaborasi yang dibangun dalam komunitas belajar ini menjadi bukti, peningkatan mutu pendidikan tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri. Dibutuhkan kebersamaan, keterbukaan, serta kemauan untuk terus belajar dan berkembang.

“Harapannya, budaya ini terus tumbuh dan mengakar. Agar para guru selalu siap menghadirkan pembelajaran terbaik, untuk peserta didik di era yang terus berubah,” tutupnya. (cr9/fat)