KUDUS, Joglo Jateng – Dalam rangka penerbitan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) tempat pengelolaan makanan, Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus menggelar Pelatihan Keamanan Pangan Siap Saji, Selasa (6/5) di Gedung PPNI Cabang Kudus. Pelatihan tersebut diikuti sebanyak 40 peserta dari para pelaku Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus, Andini Aridewi melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Nuryanto menjelaskan, pelatihan ini rutin digelar setiap empat tahun sekali. Tujuannya memberikan pengetahuan kepada pemilik atau penyaji jasa boga, restoran hingga DAM agar senantiasa memperhatikan kebersihan dan higienitasnya.
Melalui pelatihan ini, pihaknya juga mendorong para pemilik usaha tersebut memiliki SLHS. Ia menjelaskan, sertifikat ini menjadi bukti usaha makanan telah memenuhi standar kebersihan, kesehatan dan keamanan pangan yang ditetapkan.
“Melalui pelatihan ini, kami ingin memastikan bahwa setiap makanan yang disajikan kepada masyarakat diproses dengan aman dan sehat. Tujuannya bukan hanya memenuhi regulasi, tapi juga melindungi kesehatan konsumen,” jelasnya.
Dalam pelatihan ini, lanjut dia, peserta dibekali berbagai materi. Seperti peraturan perundang-undangan higiene sanitasi makanan, bahan pencemar makanan dan penyakit bawaan makanan dan bahan tambahan pangan. Lalu cara pengolahan makanan yang benar, personal hygiene serta prinsip hygiene sanitasi makanan dan minuman.
“Setelah mengikuti pelatihan ini, para peserta yang hendak mengajukan SLHS akan dilakukan kunjungan ke tempat usahanya. Mulai dari pengecekan dapur, air hingga sampel produk. Jika yang ada di lapangan sudah sesuai standar akan dilanjutkan ke proses selanjutnya,” imbuhnya.
Pihaknya berharap dengan adanya pelatihan ini para pemilik jasa usaha makanan dan sejenisnya bisa mempraktikan ilmu yang telah mereka dapat. Termasuk langkah preventif untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan.
“Semuanya harus diperhatikan. Seperti cek makanan, pengelolaan sayur, kebersihan, tempat penyajian hingga distribusi. Kami juga mendorong seluruh perusahaan restoran di Kudus mengurus sertifikasi laik higiene sanitasi melalui Dinas Kesehatan. Sarananya sudah disiapkan dan dimudahkan, pengusaha tinggal memanfaatkan. Sehingga, seluruh pangan yang beredar di Kudus dipastikan keamanannya,” tandasnya.
Sementara itu, salah satu peserta dari dapur penyedia MBG Bulungcangkring, Yupi Inggrit, mengaku senang bisa mendapatkan banyak ilmu dalam pelatihan tersebut. Ia bersama kedua rekannya sengaja mengikuti pelatihan agar lebih tahu penyajian makanan layak saji.
“Tentunya kami sebagai penyaji makanan khususnya untuk anak sekolah harus lebih berhati-hati lagi. Agar tidak ada kejadian yang tidak diinginkan,” ungkapnya. (iza/fat)