SEMARANG – Peran perusahaan dan perguruan tinggi menjadi kunci keberhasilan program 500 desa wisata di Jawa Tengah. Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri, tanpa sokongan dari kedua lembaga tersebut.
“Kami mendorong adanya CSR dari perusahaan. Kita tidak bisa sih mengarahkan atau meminta CSR ke sana. Tetapi tugas kami memberi informasi, bapak-ibu ini lo ada potensi wisata yang bisa dijadikan penyaluran CSR,” kata Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah, Sinoeng N. Rachmadi saat ditemui di kantornya, baru-baru ini.
Sinoeng dalam hal ini juga telah menyediakan peta potensi desa di Jateng yang dapat pilih untuk dibina oleh CSR. “Kami memberikan informasi peta. Soal mana yang dipilih terserah perusahaan,” ujarnya.
Sementara itu, perguruan tinggi juga mempunyai peran penting mensukseskan program 500 desa wisata. Hal itu dapat diwujudkan dengan cara, ketika mengirimkan mahasiswa untuk KKN, kampus sudah mengarahkan untuk memetakan potensi desa.
“Kalau perguruan tinggi bisa mendorong KKN tematik, saya tidak berharap setiap KKN harus menciptakan desa wisata. Tetapi menciptakan embrio, melakukan pemetaan potensi desa. Kalo itu, bisa dijadikan tinggalan kkn buat kami luar biasa,” jelasnya.
Selian itu, saat ini pihaknya juga sedang menggagas bantuan stimulasi keuangan ke. Mulai dari Rp100 juta sampai Rp1 miliar. “Bagi desa wisata yang sudah mantap, itu bisa diberikan Rp1 miliar. Bagi yang masih belum mantab, itu diberikan Rp500 juta. Saat ini, DPRD telah memberikan sinyal positif merespon kebijakan tersebut,” tutupnya.(mg2/lut)