Usung Konsep Sport and Heritage Tourism

SPORT TOURISM: Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi memengang bendera start melepas peserta Semarang 10 K 2018. (ANTARA/LINGKAR JATENG)

SEMARANG – Lomba lari Semarang 10K yang kali pertama digelar pada tahun lalu dinilai sukses oleh sejumlah pihak. Sehingga Pemerintah Kota Semarang tahun ini kembali menggelar event sama dengan mengusung konsep sport and heritage tourism. Adapun total hadiah yang disiapkan sebanyak Rp467 juta.

Asisten III Sekda Kota Semarang Masdiana Safitri menegaskan, Pemkot berkomitmen penuh menyelenggarakan lomba lari tersebut secara rutin. Penyelenggara sendiri berkomitmen untuk membuat Semarang 10K sebagai signature running event yang ditunggu-tunggu komunitas lari sekaligus jadi event lari penutup tahun.

Selamat Idulfitri 2024

“Apalagi, saat ini tahap I revitalisasi Kota Lama sudah selesai. Itu menjadi daya tarik sehingga nantinya bukan lagi kami yang mencari peserta, tetapi sebaliknya,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima di Semarang kemarin.

Baca juga:  Semarak Ramadan di Semarang Barat, Festival Takjil dan Beragam Hiburan di Sepanjang Jalan Ronggolawe

Lomba tahun ini akan digelar pada 15 Desember dengan mengajak pelari untuk menelusuri sejarah Kota Semarang. Dari akulturasi budaya hingga kemegahan arsitektur khas Ibu Kota Provinsi Jateng dan penampilan atraksi budaya khas Jateng di setiap titik rute. Lawang Sewu, Kota Lama Semarang, dan Gereja St. Yusuf Gedangan adalah sebagian rute tapak tilas sejarah yang akan dilewati.

Kesenian tradisional juga akan ditampilkan untuk menyemangati para pelari, di antaranya tarian kuntulan, atraksi drumblek, reog jaran blarak, gambang Semarang, dan angklung. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari keterlibatan warga Semarang dalam memberikan kehangatan dan keramahtamahan bagi para pelari. 

Baca juga:  36 Buruh di Semarang tidak Terima THR

“Pengalaman akan keindahan dan keramahtamahan Semarang akan segera dimiliki oleh ribuan pelari dari Indonesia maupun mancanegara. Ini adalah sebuah pesan yang unik sekaligus bentuk apresiasi pelari terhadap budaya dan kesenian Indonesia,” ujar Adi Prinantyo, Panitia Penyelenggara.(ara/lut)